Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Shalat Qashar Bab 1: Keterangan-Keterangan Perihal Mengqashar Shalat dan Berapa Jarak Jauhnya Boleh Mengqashar Shalat

Posted by Unknown on Rabu, 17 April 2013


564. Ibnu Abbas رضي الله عنه berkata, "Nabi menetap (di Mekah-5/95) selama sembilan belas hari dengan mengqashar (dalam satu riwayat: shalat dua rakaat). Oleh sebab itu, jika kami bepergian selama sembilan belas hari,[1] kami mengerjakan shalat qashar saja. Tetapi, jika lebih dari waktu itu, maka kami menyempurnakan shalat kami."
565. Anas رضي الله عنه berkata, "Kami keluar bersama Nabi dari Madinah ke Mekah. Maka, beliau shalat dua rakaat dua rakaat[2] sehingga kami pulang ke Madinah." Aku (perawi) bertanya (kepada Anas), "Anda tinggal di Mekah berapa lama?" Ia menjawab, "Kami tinggal di sana selama sepuluh hari (dengan mengqashar shalat 5/95)."

[1] Yakni, apabila kami bepergian ke suatu negeri, bukan untuk pindah dan menetap di sana. Permulaan hadits ini menunjukkan makna tersebut.
[2] Kecuali shalat magrib, dan pengecualian ini tidak disebutkan karena sudah jelas.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Shalat Qashar Bab 1: Keterangan-Keterangan Perihal Mengqashar Shalat dan Berapa Jarak Jauhnya Boleh Mengqashar Shalat

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 11: Orang yang Tidak Mendapatkan Tempat Bersujud Disebabkan Sesaknya Tempat

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Ibnu Umar yang tersebut pada nomor 560 di muka.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 11: Orang yang Tidak Mendapatkan Tempat Bersujud Disebabkan Sesaknya Tempat

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 10: Orang yang Membaca Ayat Sajdah dalam Shalat Lalu Ia Melakukan Sujud Tilawah

Posted by Unknown


563. Abu Rafi' berkata, "Aku shalat isya bersama Abu Hurairah. Lalu, ia membaca surah al-Insyiqaaq, kemudian ia sujud. Maka, aku bertanya, 'Sujud apakah ini?' Abu Hurairah menjawab, 'Aku melakukan sujud semacam ini ketika dibelakang Abul Qasim (yakni Nabi Muhammad) صلی الله عليه وسلم. Maka, aku selalu mengerjakan sujud tilawah tersebut sehingga aku bertemu Allah nanti (yakni sampai meninggal dunia).'"
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 10: Orang yang Membaca Ayat Sajdah dalam Shalat Lalu Ia Melakukan Sujud Tilawah

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 9: Orang yang Berpendapat bahwa Allah Tidak Mewajibkan Sujud Tilawah

Posted by Unknown


Ditanyakan kepada Imran bin Hushein,[5] "Bagaimana halnya orang yang mendengar ayat sajdah tetapi ia tidak duduk untuknya?"[6] Imran menjawab, "Bagaimana pendapatmu jika ia duduk untuknya?" Seolah-olah ia tidak mewajibkannya sujud tilawah.

Salman[7] berkata, "Bukan untuk ini kami pergi."[8]

Utsman رضي الله عنه berkata, "Sesungguhnya sujud itu hanya bagi orang yang mendengarkannya."[9]

Az-Zuhri berkata, 'Tidak bersujud kecuali dalam keadaan suci. Apabila engkau sujud sedang engkau berada di tempat (tidak naik kendaraan), maka menghadaplah ke kiblat. Tetapi, jika engkau sedang naik kendaraan, maka engkau tidak harus menghadap kiblat. Engkau boleh menghadap ke mana saja wajahmu sedang menghadap."[10]

Saib bin Yazid[11] tidak bersujud meski orang yang bercerita melakukan sujud tilawah.[12]

561. Dari Utsman bin Abdur Rahman at Taimiy dari Rabi'ah bin Abdullah bin Hudair at Taimiy bahwa Abu Bakar berkata, "Rabi'ah adalah termasuk golongan orang-orang yang baik. Persoalan ini adalah persoalan pada waktu Rabi'ah hadir di tempat Umar ibnul-Khaththab, yaitu Umar membaca surah an-Nahl pada hari Jumat Ketika sampai pada ayat sajdah, ia turun bersujud dan orang-orang ikut sujud pula. Demikianlah sehingga ketika datang hari Jumat berikutnya, Umar membaca surah an-Nahl lagi. Tetapi, setelah sampai pada ayat sajdah, ia berkata, 'Wahai manusia, kita melewati ayat sajdah. Barangsiapa yang melakukan sujud (tilawah), berarti dia telah melakukan sesuatu yang benar. Barangsiapa yang tidak bersujud, maka tidak berdosa.' Umar sendiri tidak melakukan sujud tilawah."

562. Nafi' menambahkan dari Ibnu Umar, "Sesungguhnya Allah tidak mewajibkan mengerjakan sujud itu, melainkan kalau kita mau melakukan."[13]

[5] Di-maushul-kan oleh Ibnu Abi Syaibah dari jalan Mutharrif dari Imran dengan lafal yang mirip dengannya.
[6] Yakni tidak bermaksud mendengarkan ayat sajdah, maka apakah saya wajib sujud tilawah? Imron menjawab, "Kalau ia duduk karena hendak mendengarkannya dan hanya bermaksud begitu, maka ia tidak berkewajiban melakukan apa-apa (sujud tilawah)." Maka, bagaimana kalau ia mendengarnya bersama-sama? Nah, inilah makna perkataannya, "Bagaimana pendapatmu dst."
[7] Di-maushul-kan oleh Abdur Razzaq (5509) dari jalan Abu Abdur Rahman as-Sulami darinya dengan lafal yang mirip dengannya, dan isnadnya adalah sahih. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (2/5) dan lafal itu adalah lafalnya.
[8] Yakni kami tidak memaksudkannya hingga kami sujud.
[9] Di-maushul-kan oleh Abdur Razzaq (5506) dan Ibnu Abi Syaibah (2/5) dan sanadnya sahih dari Utsman.
[10] Di-maushul-kan oleh Abdullah bin Wahb dengan sanad sahih dari Zuhri.
[11] Saya tidak mendapatkan ke-maushul-an riwayat ini.
[12] Yaitu orang yang menceritakan berita-berita dan nasihat-nasihat kepada orang banyak, dan tidak bermaksud membaca Al-Qur'an.
[13] Yakni kita tidak bersujud kecuali kalau kita menghendaki. Ini sebagai dalil yang menunjukkan tidak wajibnya sujud tilawah, karena tidak digunakan kata "mewajibkan/diwajibkan", melainkan kalau "menghendaki", sehingga hukumnya tidak wajib.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 9: Orang yang Berpendapat bahwa Allah Tidak Mewajibkan Sujud Tilawah

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 8: Berdesak-desaknya Manusia Ketika Imam Membaca Surah yang di Dalamnya Ada Ayat Sajdah

Posted by Unknown


560. Ibnu Umar berkata, "Nabi membacakan kepada kami (surah yang di dalamnya ada 2/24) ayat sajdah sedangkan kami berada di dekat beliau, lalu beliau sujud, dan kami sujud pula. Maka, kami berdesak-desakan sehingga salah seorang dari kami tidak mendapatkan tempat bagi dahinya untuk sujud."
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 8: Berdesak-desaknya Manusia Ketika Imam Membaca Surah yang di Dalamnya Ada Ayat Sajdah

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 7: Orang Bersujud karena Sujudnya Orang Membaca

Posted by Unknown


Ibnu Mas'ud[3] berkata kepada Tamim bin Hadzlam yang masih kecil yang membacakan kepadanya ayat sajdah, "Sujudlah, karena engkau imam kami."[4]

[3] Di-maushul-kan oleh Sa'id bin Manshur dengan sanad sahih dari Tamim bin Hadzlam dengan redaksi yang hampir sama dengannya. Hadits ini juga diriwayatkan secara marfu tetapi mursal.
[4] Yakni kami ikuti, karena kami melakukan sujud tilawah disebabkan bacaanmu.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 7: Orang Bersujud karena Sujudnya Orang Membaca

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 6: Bersujud dalam Surah "Idzas Samaa-un Syaqqat"

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abu Hurairah yang akan disebutkan pada bab terakhir di sini.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 6: Bersujud dalam Surah "Idzas Samaa-un Syaqqat"

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 5: Orang yang Membaca Ayat Sajdah Dan Ia Tidak Melakukan Sujud (Tilawah)

Posted by Unknown


559. Atha' bin Yasar memberitahukan bahwa ia bertanya kepada Zaid bin Tsabit, lalu mengaku bahwa ia membacakan kepada Nabi صلی الله عليه وسلم surah an-Najm, dan beliau tidak sujud pada surah itu.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 5: Orang yang Membaca Ayat Sajdah Dan Ia Tidak Melakukan Sujud (Tilawah)

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 4: Sujudnya Orang-Orang Islam Bersama Orang-Orang Musyrik, Padahal Orang Musyrik Itu Tidak Berwudhu

Posted by Unknown


Ibnu Umar رضي الله عنه melakukan sujud (tilawah) tanpa berwudhu.[2]
558. Ibnu Abbas mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم sujud tilawah pada surah an-Najm bersama orang-orang muslim dan orang-orang musyrik, jin dan manusia.

[2] Di-maushul-kan oleh Ibnu Abi Syaibah (2/14) dengan isnad yang perawi-perawinya adalah perawi-perawi Muslim kecuali seorang laki-laki yang tidak disebutkan namanya. Tetapi, di situ disebutkan bahwa perawi yang meriwayatkan darinya adalah Abul Hasan Ubaid bin al-Hasan yang oleh Ibnu Abi Syaibah dikira Abul Hasan itu sendiri. Adapun apa yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Ibnu Umar yang berkata, "Tidak boleh seseorang melakukan sujud kecuali dalam keadaan suci", maka al-Hafizh berkata, "Isnadnya sahih." Sedangkan, adz-Dzahabi tidak mengomentarinya di dalam al-Muhadzdzab (1/59/2) dan tidak mensahihkannya. Di dalam sanadnya terdapat Daud bin al-Husein al-Baihaqi dan saya tidak menjumpai orang yang menganggapnya dapat dipercaya. Kemungkinan riwayat ini disebutkan dalam Tarikh Naisabur karya al-Hakim. Kemudian al-Hafizh mengkompromikan antara riwayat ini dengan atsar dalam bab ini, dengan mengartikannya sebagai thaharah besar (mandi jinabat), atau dalam keadaan boleh memilih, sedang yang pertama itu dalam keadaan darurat. Saya (al-Albani) berkata, "Kalau diartikan dengan lebih utama dalam keadaan suci, maka itu lebih tepat, karena tidak ada dalil yang menunjukkan wajibnya bersuci untuk sujud tilawah. Demikian pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan lain-lainnya dari kalangan ahli tahqiq."
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 4: Sujudnya Orang-Orang Islam Bersama Orang-Orang Musyrik, Padahal Orang Musyrik Itu Tidak Berwudhu

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 3: Sujud dalam Surah an-Najm

Posted by Unknown


Demikian dikatakan oleh Ibnu Abbas dari Nabi صلی الله عليه وسلم[1]
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya hadits Ibnu Mas'ud sebelumnya.")

[1] Di-maushul-kan oleh Imam Bukhari dalam bab sesudah ini.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 3: Sujud dalam Surah an-Najm

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 2: Sujud dalam Surah Shaad

Posted by Unknown


557. Ibnu Abbas berkata, "Surah Shaad tidak termasuk surah yang mengharuskan sujud. Tetapi, aku melihat Nabi sujud ketika membaca surah itu."
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 2: Sujud dalam Surah Shaad

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 1: Sujud dalam Surah Tanzil as-Sajdah

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abu Hurairah yang tersebut pada nomor 478 di muka.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Sujud Al-Qur'an (Sujud Tilawah) Bab 1: Sujud dalam Surah Tanzil as-Sajdah

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 19: Mengeraskan Suara Ketika Membaca dalam Shalat Gerhana.

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Aisyah tadi.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 19: Mengeraskan Suara Ketika Membaca dalam Shalat Gerhana.

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 18: Rakaat Pertama dalam Shalat Gerhana Itu Lebih Panjang

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya sebagian dari hadits Aisyah yang tercantum pada nomor 552.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 18: Rakaat Pertama dalam Shalat Gerhana Itu Lebih Panjang

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 17: Shalat pada Waktu Terjadi Gerhana Bulan

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abu Bakrah yang tersebut pada nomor 547 di muka.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 17: Shalat pada Waktu Terjadi Gerhana Bulan

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 16: Ucapan Imam dalam Khutbah Gerhana dengan Mengatakan, "Amma Ba'du"

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan secara mu'allaq sebagian dari hadits Asma' yang maushul yang tersebut pada nomor 118.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 16: Ucapan Imam dalam Khutbah Gerhana dengan Mengatakan, "Amma Ba'du"

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 15: Berdoa pada Waktu Terjadi Gerhana

Posted by Unknown


Dikatakan oleh Abu Musa dan Aisyah dari Nabi صلی الله عليه وسلم[13]
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan hadits Mughirah yang tersebut pada nomor 550 di muka.")

[13] Hadits Abu Musa di-maushul-kan pada bab sebelumnya, dan hadits Aisyah disebutkan pada nomor 552 di muka.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 15: Berdoa pada Waktu Terjadi Gerhana

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 14: Berzikir pada Waktu Terjadi Gerhana

Posted by Unknown


Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas.[12]

555. Abu Musa berkata, "Terjadi gerhana matahari, lalu Nabi berdiri dengan terkejut, takut kiamat terjadi. Kemudian beliau datang ke masjid, lalu melakukan shalat dengan berdiri lama, ruku dan sujud yang pernah saya lihat yang beliau lakukan. Beliau bersabda, 'Tanda-tanda yang dikirimkan oleh Allah ini bukan karena meninggalnya seseorang. Tetapi, Allah menakut-nakuti hamba-Nya dengannya. Apabila kamu melihat sedikit saja darinya, maka berlindunglah dengan berzikir (ingat) kepada Allah, berdoa dan memohon ampunan-Nya.'"

[12] Di-maushul-kan oleh Imam Bukhari pada hadits nomor 554 di muka dengan lafal, "Maka ingatlah kepada Allah."
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 14: Berzikir pada Waktu Terjadi Gerhana

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 13: Matahari (dan Juga Bulan) Tidak Gerhana karena Kematian atau Kehidupan Seseorang

Posted by Unknown


Diriwayatkan oleh Abu Bakrah, Mughirah, Abu Musa, Ibnu Abbas, dan Umar radhiyallahu 'anhum.[11]

[11] Di-maushul-kan oleh Imam Bukhari. Hadits Abu Bakrah disebutkan pada nomor 547, hadits Mughirah pada nomor 550, hadits Abu Musa pada bab yang akan datang, hadits Ibnu Abbas pada nomor 554, dan hadits Ibnu Umar pada nomor 549. Dalam bab ini juga dibawakan hadits Abu Mas'ud yang tercantum pada nomor 548 dan hadits Aisyah yang tertera pada nomor 552, yang diriwayatkan juga di sini dengan isnadnya.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 13: Matahari (dan Juga Bulan) Tidak Gerhana karena Kematian atau Kehidupan Seseorang

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 12: Shalat Gerhana di Dalam Masjid

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya hadits Aisyah yang tercantum pada nomor 552 di muka.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 12: Shalat Gerhana di Dalam Masjid

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 11: Orang yang Suka Memerdekakan Hamba Sahaya Ketika Ada Gerhana Matahari

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya hadits Asma' di muka.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 11: Orang yang Suka Memerdekakan Hamba Sahaya Ketika Ada Gerhana Matahari

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 10: Shalatnya Kaum Wanita Bersama Kaum Lelaki dalam Mengerjakan Shalat Gerhana

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Asma' di muka.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 10: Shalatnya Kaum Wanita Bersama Kaum Lelaki dalam Mengerjakan Shalat Gerhana

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 9: Shalat Gerhana dengan Berjamaah

Posted by Unknown


Ibnu Abbas shalat berjamaah dengan mereka di pelataran Zamzam.[7] Ali bin Abdullah bin Abbas melakukannya dengan berjamaah.[8] Ibnu Umar juga shalat gerhana (dengan berjamaah).[9]
554. Abdullah bin Abbas berkata, "Terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah, lalu beliau shalat (bersama orang banyak 6/151). Beliau berdiri lama yaitu kira-kira cukup untuk membaca surah al-Baqarah. Lalu, ruku dengan ruku yang lama, kemudian mengangkat kepala. Lalu, berdiri lagi agak lama, tetapi tidak selama berdirinya yang pertama. Kemudian ruku lagi agak lama, tetapi rukunya tidak selama yang pertama, lalu sujud. Kemudian beliau berdiri (untuk mengerjakan rakaat yang kedua). Berdirinya lama tetapi tidak selama berdiri yang pertama. Lalu, ruku dengan ruku yang lama. Tetapi, tidak selama ruku yang pertama. Kemudian mengangkat kepala lalu berdiri agak lama, tetapi tidak selama berdirinya yang pertama. Lalu ruku agak lama, tetapi tidak selama ruku yang pertama. Kemudian mengangkat kepala, lalu beliau sujud. Lalu selesailah shalat beliau, sedangkan matahari sudah tampak jelas. Kemudian beliau bersabda, 'Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda-tanda kebesaran Allah. Tidak terjadi gerhana matahari atau bulan karena meninggalnya seseorang atau karena hidupnya seseorang. Apabila kamu melihatnya, maka ingatlah kepada Allah.' Para sahabat berkata, 'Wahai Rasulullah, kami melihat engkau memperoleh sesuatu di tempat engkau, kemudian kami melihat engkau menahan (napas)?'[10] Beliau bersabda, 'Sesungguhnya saya melihat (dan dalam satu riwayat: diperlihatkan 1/182) surga, dan saya memperoleh seuntai. Seandainya saya mengambilnya, niscaya kamu memakan daripadanya selama dunia masih ada. Dan, saya melihat neraka, maka saya tidak pernah melihat pemandangan yang lebih ngeri seperti hari ini. Saya lihat sebagian besar penghuninya adalah wanita.' Mereka bertanya, 'Karena apakah wahai Rasulullah?' Beliau bersabda, 'Karena kekafiran mereka.' Ditanyakan, 'Mereka kafir kepada Allah?' Beliau bersabda, 'Mereka kufur terhadap suami dan kufur terhadap kebaikan. Seandainya kamu berbuat kebaikan kepada salah seorang dari mereka selama setahun penuh, kemudian ia melihat sesuatu (yang tidak menyenangkan) sedikit saja darimu, ia mengatakan, 'Saya tidak pernah melihat kebaikan darimu sama sekali.'"

[7] Di-maushul-kan oleh asy-Syafi'i dengan sanad sahih dari Ibnu Abbas.
[8] Al-Hafizh berkata, "Saya tidak menjumpainya yang maushul."
[9] AI-Hafizh berkata, "Boleh jadi ini merupakan kelanjutan dari riwayat Ali tersebut. Ibnu Abi Syaibah telah meriwayatkan yang semakna dengannya dari lbnu Umar."
[10] Dalam riwayat Muslim, "Kami melihat engkau menahan napas."
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 9: Shalat Gerhana dengan Berjamaah

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 8: Lamanya Sujud dalam Shalat Gerhana

Posted by Unknown


553. Abdullah bin Amr berkata, "Ketika terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah, diserukanlah, 'Ashshalaatu jaami'ah.' Kemudian Nabi shalat dua rakaat, dengan melakukan dua kali ruku dalam satu rakaat; kemudian berdiri lagi untuk rakaat kedua. Lalu, melakukan dua kali ruku dalam satu raka'at. Kemudian beliau duduk, lalu matahari terang." Abdullah berkata, "Aisyah berkata, 'Aku sama sekali tidak pernah melakukan sujud yang lebih daripada itu.'"
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 8: Lamanya Sujud dalam Shalat Gerhana

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 7: Memohon Perlindungan kepada Allah dari Siksa Kubur dalam Shalat Gerhana

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Aisyah yang tertera pada nomor 552 di muka.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 7: Memohon Perlindungan kepada Allah dari Siksa Kubur dalam Shalat Gerhana

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 6: Sabda Nabi, "Allah Menakut-nakuti Hamba-Hambanya dengan Gerhana"

Posted by Unknown


Demikian dikatakan oleh Abu Musa dari Nabi صلی الله عليه وسلم[6]

[6] Di-maushul-kan oleh Imam Bukhari pada BAB-14.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 6: Sabda Nabi, "Allah Menakut-nakuti Hamba-Hambanya dengan Gerhana"

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 5: Apakah Dikatakan, "Kasafat" atau "Khasafat asy-syamsu", Sedangkan Allah Berfirman, "Wa Khasafal Qamar"

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Aisyah di muka tadi.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 5: Apakah Dikatakan, "Kasafat" atau "Khasafat asy-syamsu", Sedangkan Allah Berfirman, "Wa Khasafal Qamar"

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 4: Khotbah Imam pada Waktu Shalat Gerhana Aisyah dan Asma' berkata, "Nabi berkhotbah."[2]

Posted by Unknown


552. Aisyah istri Nabi صلی الله عليه وسلم, berkata, "Terjadi gerhana matahari pada masa hidup Rasulullah. Beliau keluar ke masjid lalu menyuruh seseorang menyerukan, Ash-Shalaatu Jaami'ah, kemudian beliau maju (2/31). Lalu, orang-orang berbaris di belakang beliau. (Dan dalam riwayat lain dari Aisyah: seorang wanita Yahudi datang mengajukan pertanyaan kepadanya seraya berkata, 'Mudah-mudahan melindungimu dari azab kubur.' Kemudian Aisyah bertanya kepada Rasulullah, 'Apakah orang-orang disiksa di dalam kuburnya?' Rasulullah menjawab, 'Aku berlindung kepada Allah dari hal itu.' Kemudian pada suatu pagi Rasulullah naik kendaraan, lalu terjadi gerhana matahari. Kemudian beliau kembali pada waktu dhuha.[3] Maka, Rasulullah berjalan di antara dua punggung batu,[4] lalu beliau berdiri menunaikan shalat 2/26-27). Kemudian Rasulullah membaca bacaan (dalam satu riwayat: surah 2/62) yang panjang yang beliau baca dengan keras. Beliau bertakbir, lalu ruku dengan ruku yang panjang. Setelah itu mengangkat kepalanya seraya (4/76) mengucapkan, 'Sami'allaahu Liman Hamidah.' Lantas berdiri lagi yang lebih pendek daripada berdirinya yang pertama (2/24) dan tidak sujud. Beliau membaca ayat-ayat yang panjang tetapi lebih pendek daripada bacaannya yang pertama, (dan dalam satu riwayat: kemudian beliau membuka bacaannya dengan surah lain). Kemudian bertakbir dan ruku yang panjang, tetapi lebih pendek dari ruku yang pertama, lalu mengucapkan, 'Sami'allaahu Liman Hamidah, Rabbana wa Lakal Hamdu.' Lalu, sujud dengan sujud yang panjang (dua kali sujud 2/30). Kemudian pada rakat yang terakhir beliau melakukan seperti apa yang beliau lakukan dalam rakaat sebelumnya. Dengan begitu, beliau telah menyempurnakan empat kali ruku dalam dua rakaat. Juga telah empat kali sujud (dalam satu riwayat: dengan dua kali sujud pada rakaat yang pertama, sedang sujud yang pertama lebih panjang). Kemudian matahari telah jelas sebelum beliau pergi, lalu beliau salam. Kemudian beliau berdiri, lalu berkhotbah kepada orang banyak dan memuji Allah dengan pujian yang layak untuk-Nya. Kemudian bersabda, 'Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda (kebesaran) Allah yang Dia tampakkan kepada hamba-hambaNya. Keduanya tidak menjadi gerhana karena meninggalnya seseorang dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Apabila kamu melihatnya, maka lakukanlah shalat.' (Dalam satu riwayat: maka, berdoalah kepada Allah, agungkanlah Dia, dan shalatlah [hingga tersingkap matahari/bulan kepadamu 2/24-25] dan bersedekahlah. Sesungguhnya saya melihat di tempat berdiriku ini segala sesuatu yang dijanjikan kepadaku, hingga saya lihat diri saya ingin memetik setandan kurma dari surga ketika kamu melihat aku maju, dan kulihat neraka Jahannam sebagiannya meruntuhkan sebagian yang lain ketika kamu lihat aku mundur. Aku lihat di sana Amr bin Luhaiy [menyeret ususnya 5/1910, dan dialah yang (dan dalam satu riwayat: orang pertama yang) menelantarkan semua yang telantar 2/62]. Kemudian beliau bersabda, 'Wahai umat Muhammad! Demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih pencemburu daripada Allah, melebihi kecemburuan seorang laki-laki atau wanita yang berzina. Wahai umat Muhammad! Demi Allah, seandainya kamu mengetahui apa yang saya ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis.' Kemudian beliau memerintahkan mereka berlindung dari azab kubur."
Katsir bin Abbas[5] menceritakan bahwa Abdullah bin Abbas رضي الله عنه apabila terjadi gerhana matahari biasa menceritakan hadits seperti hadits Urwah dari Aisyah. (Az-Zuhri berkata 2/31), "Aku berkata kepada Urwah, 'Sesungguhnya saudara mu (Abdullah bin Zubair tidak berbuat begitu). Pada hari terjadinya gerhana matahari di Madinah, ia tidak lebih dari melakukan shalat dua rakaat seperti shalat subuh.' Urwah menjawab, "Betul, karena ia menyalahi Sunnah.'"

[2] Hadits Aisyah di-maushul-kan pada bab sebelumnya, dan teks khotbahnya akan disebutkan di dalam hadits Aisyah di sini. Sedangkan, hadits Asma' telah disebutkan pada nomor 161 di muka.
[3] Yakni, dari mengantar jenazah. Dan yang menyebabkan beliau naik kendaraan itu ialah kematian putra beliau Ibrahim.
[4] Yakni, di rumah-rumah istri beliau صلی الله عليه وسلم, dan rumah-rumah itu menempel di masjid.
[5] Di-maushul-kan oleh Muslim di dalam Shahih-nya dari Katsir, dan Imam Bukhari me-maushul-kan hadits ini secara marfu darinya dari beberapa jalan lain dari Ibnu Abbas, dan akan disebutkan pada nomor 672.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 4: Khotbah Imam pada Waktu Shalat Gerhana Aisyah dan Asma' berkata, "Nabi berkhotbah."[2]

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 3: Berseru dengan, "Ashshalaatu jaami'ah"[ 1 ] pada Waktu Shalat Gerhana

Posted by Unknown


551. Abdullah bin Amr berkata, "Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah, maka diserukanlah, 'Ashshalaatu jaami'ah' 'shalatlah dengan berjamaah'.

[1] Yakni laksanakanlah shalat dengan berjamaah.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 3: Berseru dengan, "Ashshalaatu jaami'ah"[ 1 ] pada Waktu Shalat Gerhana

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 2: Memberikan Sedekah pada Waktu Terjadi Gerhana

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Aisyah yang akan disebutkan pada bab selanjutnya nanti.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 2: Memberikan Sedekah pada Waktu Terjadi Gerhana

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 1: Shalat Sunnah pada Waktu Terjadi Gerhana Matahari

Posted by Unknown


547. Abu Bakrah berkata, "Kami berada di sisi Rasulullah lalu terjadi gerhana matahari. Maka, Nabi berdiri dengan mengenakan selendang beliau (dalam satu riwayat: pakaian beliau sambil tergesa-gesa 7/34) hingga beliau masuk ke dalam masjid, (dan orang-orang pun bersegera ke sana 2/31), lalu kami masuk. Kemudian beliau shalat dua rakaat bersama kami hingga matahari menjadi jelas. Beliau menghadap kami, lalu bersabda, 'Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kekuasaan Allah, dan sesungguhnya keduanya (2/31) bukan gerhana karena meninggalnya seseorang. Akan tetapi, Allah ta'ala menakut-nakuti hamba-hamba-Nya dengannya. Oleh karena itu, apabila kamu melihatnya, maka shalatlah dan berdoalah sehingga terbuka apa (gerhana) yang terjadi padamu.'" (Hal itu karena putra Nabi صلی الله عليه وسلم yang bernama Ibrahim meninggal dunia, kemudian terjadi gerhana. Lalu, orang-orang berkomentar bahwa gerhana itu terjadi karena kematian Ibrahim itu. Hal ini lantas disanggah Rasulullah dengan sabda beliau itu.)

548. Abu Mas'ud berkata, "Nabi bersabda, 'Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena meninggal (dan hidupnya 4/76) seseorang. Tetapi, keduanya adalah dua dari tanda-tanda dari kebesaran Allah. Apabila kamu melihatnya, maka berdirilah untuk mengerjakan shalat gerhana.'"

549. Ibnu Umar mengatakan bahwa ia memberi kabar dari Rasulullah, bahwa matahari dan bulan tidak gerhana karena meninggal dan hidupnya seseorang. Tetapi, keduanya adalah tanda-tanda kekuasan Allah. Apabila kamu melihatnya, maka shalat gerhanalah.

550. Al-Mughirah bin Syubah berkata, "Terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah pada hari meninggalnya Ibrahim. Orang mengatakan, 'Matahari gerhana karena meninggalnya Ibrahim.' Lalu Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya matahari dan bulan (adalah dua dari tanda tanda kebesaran Allah 2/30). Keduanya tidak gerhana karena meninggal atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihatnya, maka shalatlah (gerhana) dan berdoalah kepada Allah sehingga ia menjadi cerah kembali.'"
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Kusuf (Gerhana) Bab 1: Shalat Sunnah pada Waktu Terjadi Gerhana Matahari

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 28: Tiada Seorang Pun yang Mengetahui Kapan Datangnya Hujan Kecuali Allah

Posted by Unknown


Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Ada lima perkara yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah."[6]
546. Ibnu Umar berkata, "Rasulullah bersabda, 'Kunci-kunci gaib ada lima, yang hanya diketahui oleh Allah. Yaitu, tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang akan terjadi besok (kecuali Allah 5/219). Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang ada di dalam kandungan kecuali Allah. Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang akan ia lakukan besok. Tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan turunnya hujan.'" (Dan tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat kecuali Allah)[7] Dalam jalan (riwayat) lain: kemudian beliau membaca ayat, 'Sesungguhnya Allah, pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan, tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (5/193)

[6] Di-maushul-kan oleh penyusun di muka dalam hadits pertanyaan Jibril tentang iman dan Islam (48).
[7] Dengan tambahan ini, maka urusan tersebut menjadi enam macam. Hal ini merupakan sesuatu yang rumit, dan bukan kerumitan pada asal-usulnya, karena pokok yang ketiga tidak disebutkan. Akan tetapi, keenam urusan ini dikompromikan dalam riwayat Ahmad (2/52) untuk menegaskan kemusykilannya. Karena itu, ada kemungkinan urusan atau pokok masalah yang pertama ini merupakan sesuatu yang syadz 'ganjil' karena tidak disebutkan di dalam ayat tersebut, dan tidak disebutkan dalam kebanyakan riwayat hadits pada penyusun (Imam Bukhari) dan Imam Ahmad (2/24,58,122). Wallahu a'lam.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 28: Tiada Seorang Pun yang Mengetahui Kapan Datangnya Hujan Kecuali Allah

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 27: Firman Allah, "Kamu (mengganti) rezeki yang Allah berikan dengan mendustakan (Allah)." (al-Waa'qiah: 82)

Posted by Unknown


Ibnu Abbas berkata, "Yakni kamu mengganti syukurmu dengan mendustakan Allah."[5]

[5] Di-maushul-kan oleh Sa'id bin Manshur dengan sanad sahih dari Ibnu Abbas bahwa dia membaca, "Wa taj'aluuna syukrakum annakum tukadzdzibuun". Diriwayatkan dari Ibnu Abbas secara marfu, tetapi redaksinya menunjukkan penafsiran, bukan membaca ayat. Silakan periksa al-Fath.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 27: Firman Allah, "Kamu (mengganti) rezeki yang Allah berikan dengan mendustakan (Allah)." (al-Waa'qiah: 82)

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 26: Apa yang Diucapkan Jika Terjadi Gempa Bumi dan Ayat-Ayat (Tanda Kekuasan) Allah

Posted by Unknown


543. Abu Hurairah berkata, "Nabi bersabda, 'Tidak akan tiba hari kiamat sehingga ilmu pengetahuan (agama) dilenyapkan, banyak gempa bumi, masa saling berdekatan (semakin singkat), banyak timbul fitnah, banyak huru-hara yaitu pembunuhan, hingga harta benda melimpah ruah di antara kamu.'"

544. Ibnu Umar berkata, "Nabi berdoa, 'Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam dan Yaman kami.' Mereka berkata, Terhadap Najd kami.'[4] Beliau berdoa, 'Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman kami.' Mereka berkata, 'Dan Najd kami.' Beliau berdoa, 'Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam. Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Yaman.' Maka, saya mengira beliau bersabda pada kali yang ketiga, 'Di sana terdapat kegoncangan-kegoncangan (gempa bumi), fitnah-fitnah, dan di sana pula munculnya tanduk setan.'"

545. Zaid bin Khalid al Juhani berkata, "Kami keluar bersama Rasulullah pada tahun Hudaibiah, lalu kami ditimpa hujan pada suatu malam. Kemudian (5/62) Rasulullah menunaikan shalat subuh bersama kami di Hudaibiah pada bekas hujan yang turun semalam. Ketika selesai, beliau menghadap orang banyak dengan wajahnya seraya bersabda, 'Apakah kalian tahu apa yang difirmankan Tuhan kalian?' Mereka berkata, 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.' Beliau bersabda, 'Allah berfirman, 'Di antara hamba-hamba Ku ada orang yang beriman kepada Ku dan ada yang orang kafir kepada-Ku. Adapun orang yang berkata, 'Telah diturunkan hujan kepada kami sebab anugerah dan rezeki Allah serta rahmat Nya,' maka orang yang berkata demikian adalah orang yang beriman kepada-Ku dan mengkufuri bintang. Ada pun orang yang mengatakan, 'Telah diturunkan hujan kepada kami karena bintang ini dan ini,' maka orang yang berkata begini adalah kafir terhadap Aku, dan beriman kepada bintang.'"

[4] Yakni dengan diturunkan hujan di sana. Saya (al-Albani) berkata, "Lafal Najdina di situ maksudnya adalah negeri Irak kami, sebagaimana dijelaskan dalam beberapa riwayat yang sahih. Demikian pulalah penafsiran al-Khaththabi dan al-Asqalani sebagaimana telah saya jelaskan di dalam risalah saya Fadhaailusy Syam (halaman 9-10, hadits nomor 8). Berbeda dengan pendapat kebanyakan orang sekarang yang karena ketidaktahuannya, menganggap bahwa yang dimaksud dengan Najd adalah Najd yang terkenal itu. Juga menganggap bahwa hadits itu menunjuk kepada Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya. Semoga Allah menyucikan mereka, karena merekalah yang mengibarkan bendera tauhid di negeri Najd dan lain-lainnya. Mudah-mudahan Allah membalas mereka dengan balasan yang sebaik-baiknya atas usahanya memperjuangkan Islam."
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 26: Apa yang Diucapkan Jika Terjadi Gempa Bumi dan Ayat-Ayat (Tanda Kekuasan) Allah

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 25: Sabda Nabi, "Aku Diberi Pertolongan dengan Adanya Angin Timur"

Posted by Unknown


542. Ibnu Abbas mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Saya ditolong dengan angin timur, dan (kaum) Ad dibinasakan dengan angin barat."
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 25: Sabda Nabi, "Aku Diberi Pertolongan dengan Adanya Angin Timur"

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 24: Apabila Angin Bertiup Kencang

Posted by Unknown


541. Anas bin Malik berkata, "Apabila angin berembus kencang, maka hal itu diketahui pada wajah Nabi."
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 24: Apabila Angin Bertiup Kencang

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 23: Orang yang Berhujan-Hujan Sehingga Airnya Menetes Ke Janggutnya

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Anas yang tercantum pada nomor 497 di muka.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 23: Orang yang Berhujan-Hujan Sehingga Airnya Menetes Ke Janggutnya

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 22: Apa yang Diucapkan Apabila Hujan Turun

Posted by Unknown


Ibnu Abbas berkata, "Lafal shayyib pada kashayyibin berarti hujan."[3] Dan yang lain berkata, "Kata itu berasal dari kata shaaba wa ashaaba yashuubu."

540. Aisyah mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم apabila melihat hujan, beliau berdoa:



"Ya Allah, jadikanlah hujan yang bermanfaat"

[3] Di-maushul-kan oleh ath-Tbabari dengan sanad munqathi 'terputus' dari Ibnu Abbas.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 22: Apa yang Diucapkan Apabila Hujan Turun

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 21: Imam Mengangkat Tangannya dalam Shalat Istisqa'

Posted by Unknown


539. Anas bin Malik berkata, "Nabi tidak mengangkat kedua tangan beliau sedikit pun dalam berdoa kecuali pada shalat istisqa'. Sesungguhnya beliau mengangkat kedua tangannya sehingga tampak putih kedua ketiak beliau."
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 21: Imam Mengangkat Tangannya dalam Shalat Istisqa'

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 20: Orang-Orang Mengangkat Tangan Bersama Imam Ketika Berdoa di Dalam Shalat Istisqa'

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Anas yang akan disebutkan di bawah ini.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 20: Orang-Orang Mengangkat Tangan Bersama Imam Ketika Berdoa di Dalam Shalat Istisqa'

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 19: Menghadap Kiblat dalam Shalat Istisqa'

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abdullah bin Zaid tadi.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 19: Menghadap Kiblat dalam Shalat Istisqa'

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 18: Memohon Hujan di Mushalla

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan hadits Abdullah bin Zaid tadi.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 18: Memohon Hujan di Mushalla

Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 35

Posted by Unknown



Nomor: 35
Dari 'Atha' bin Abu Rabah, katanya: "Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma mengatakan padaku: "Apakah engkau suka saya tunjukkan seorang wanita yang tergolong ahli syurga?" Saya berkata: "Baiklah." Ia berkata lagi: "Wanita hitam itu pernah datang kepada Nabi صلی الله عليه وسلم lalu berkata: "Sesungguhnya saya ini terserang oleh penyakit ayan dan oleh sebab itu lalu saya membuka aurat tubuhku. Oleh kerananya haraplah Tuan mendoakan untuk saya kepada Allah - agar saya sembuh." 

Beliau صلی الله عليه وسلم bersabda: "Jikalau engkau suka hendaklah bersabar saja dan untukmu adalah syurga, tetapi jikalau engkau suka maka saya akan mendoakan untukmu kepada Allah Ta'ala agar penyakitmu itu disembuhkan olehNya." Wanita itu lalu berkata: "Saya bersabar," lalu katanya pula: "Sesungguhnya kerana penyakit itu, saya membuka aurat tubuh saya. Kalau begitu sudilah Tuan mendoakan saja untuk saya kepada            Allah agar saya tidak sampai membuka aurat tubuh itu." Nabi صلی الله عليه وسلم lalu mendoakan untuknya - sebagaimana yang dikehendakinya itu." (Muttafaq 'alaih)
More aboutRiyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 35

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 17: Shalat Istisqa' Dua Rakaat

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abdullah bin Zaid tadi.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 17: Shalat Istisqa' Dua Rakaat

Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 33

Posted by Unknown



Nomor: 33
Dari Aisyah رضي الله عنها, bahwasanya ia bertanya kepada Rasululiah صلی الله عليه وسلم perihal penyakit taun, lalu beliau memberi-tahukannya bahwa sesungguhnya taun itu adalah sebagai siksaan yang dikirimkan oleh Allah Ta'ala kepada siapa saja yang dikehendaki olehNya, tetapi juga sebagai kerahmatan yang dijadikan oleh Allah Ta'ala kepada kaum mu'minin. Maka tidak seorang hambapun yang tertimpa oleh taun, kemudian menetap di negerinya sambil bersabar dan mengharapkan keridhaan Allah serta mengetahui pula bahwa taun itu tidak akan mengenainya kecuali kerana telah ditetapkan oleh Allah untuknya, kecuali ia akan memperoleh seperti pahala orang yang mati syahid." (Riwayat Bukhari)
More aboutRiyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 33

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 16: Bagaimana Nabi Membalikkan Punggungnya dan Membelakangi Orang Banyak

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abdullah bin Zaid di atas.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 16: Bagaimana Nabi Membalikkan Punggungnya dan Membelakangi Orang Banyak

Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 32

Posted by Unknown



Nomor: 32
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwasanya Rasululiah صلی الله عليه وسلم bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: "Tidak ada balasan bagi seseorang hambaKu yang mu'min di sisiKu, di waktu Aku mengambil - mematikan - kekasihnya dari ahli dunia, kemudian ia mengharapkan keridhaan Allah, melainkan orang itu akan mendapatkan syurga." (Riwayat Bukhari)


More aboutRiyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 32

Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 31

Posted by Unknown



Nomor: 31
Dari Anas رضي الله عنه, katanya: "Nabi صلی الله عليه وسلم berjalan melalui seorang wanita yang sedang menangis di atas sebuah kubur. Beliau bersabda: "Bertaqwalah kepada Allah dan bersabarlah!" Wanita itu berkata: "Ah, menjauhlah daripadaku, kerana Tuan tidak terkena mushibah sebagaimana yang mengenai diriku dan Tuan tidak mengetahui mushibah apa itu." Wanita tersebut diberitahu ュ oleh sahabat beliau صلی الله عليه وسلم - bahwa yang diajak bicara tadi adalah Nabi صلی الله عليه وسلم Ia lalu mendatangi pintu rumah Nabi صلی الله عليه وسلم tetapi di mukanya itu tidak didapatinya penjaga-penjaga pintu. 

Wanita itu lalu berkata: "Saya memang tidak mengenai Tuan - maka itu maafkan pembicaraanku tadi." Kemudian beliau صلی الله عليه وسلم bersabda: "Hanyasanya bersabar - yang sangat terpuji - itu ialah di kala mendadaknya kedatangan mushibah yang pertama." (Muttafaq 'alaih)
More aboutRiyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 31

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 15: Mengeraskan Bacaan dalam Shalat Istisqa'

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abdullah bin Zaid yang tertera pada nomor 537.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 15: Mengeraskan Bacaan dalam Shalat Istisqa'

Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 30

Posted by Unknown



Nomor: 30
Dari Shuhaib رضي الله عنه bahwasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: "Dahulu ada seorang raja dari golongan ummat yang sebelum engkau semua, ia mempunyai seorang ahli sihir. Setelah penyihir itu tua, ia berkata kepada raja: "Sesungguhnya saya ini telah tua, maka itu kirimkanlah padaku seorang anak yang akan saya beri pelajaran ilmu sihir."
More aboutRiyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 30

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 14: Berdoa untuk Turunnya Hujan dengan Berdiri

Posted by Unknown


537. Abu Ishaq berkata, "Abdullah bin Yazid al-Anshari keluar bersama Barra' bin Azib dan Zaid bin Arqam رضي الله عنه untuk mengerjakan shalat istisqa'. Abdullah bin Yazid berdiri bersama dengan kawan-kawannya itu di atas kedua kakinya tanpa mimbar. Lalu ia beristigfar. Kemudian mengerjakan shalat dua rakat dengan mengeraskan bacaannya, tanpa didahului azan dan iqamah." Abu Ishak berkata, "Abdullah bin Yazid mengetahui cara shalat istisqa' itu ketika shalat bersama Nabi."
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 14: Berdoa untuk Turunnya Hujan dengan Berdiri

Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 29

Posted by Unknown



Nomor: 29
Dari Abu Zaid, yaitu Usamah bin Zaid bin Haritsah, sahaya Rasulullah صلی الله عليه وسلم serta kekasihnya serta putera kekasihnya pula radhiallahu 'anhuma, katanya: "Puteri Nabi صلی الله عليه وسلم mengirimkan berita kepada Nabi صلی الله عليه وسلم -bahwa anakku sudah hampir meninggal dunia, maka dari itu diminta supaya menyaksikan keadaan kita." Kita: yakni yang akan meninggal serta yang sedang menungguinya. Beliau lalu mengirimkan kabar sambil menyampaikan salam, katanya: "Sesungguhnya bagi Allah adalah apa yang Dia ambil dan bagiNya pula apa yang Dia berikan dan segala sesuatu di sampingnya itu adalah dengan ajal yang telah ditentukan, maka hendaklah bersabar dan berniat mencari keridhaan Allah."
More aboutRiyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 29

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 13: Berdoa Apabila Hujan Terlampau Banyak, Supaya Mengucapkan "Hawaalaina Wa Laa 'Alainaa"

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Anas tadi.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 13: Berdoa Apabila Hujan Terlampau Banyak, Supaya Mengucapkan "Hawaalaina Wa Laa 'Alainaa"

Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 28

Posted by Unknown



Nomor: 28
Dari Anas رضي الله عنه katanya: "Ketika Nabi صلی الله عليه وسلم sudah berat sakitnya, maka beliaupun diliputi oleh kedukaan - kerana menghadapi sakratulmaut, kemudian Fathimah radhiallahu 'anha berkata: ''Aduhai kesukaran yang dihadapi ayahanda." Beliau صلی الله عليه وسلم lalu bersabda: "Ayahmu tidak akan memperoleh kesukaran lagi sesudah hari ini."
More aboutRiyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 28

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 12: Apabila Orang-Orang Musyrik Meminta Pertolongan kepada Kaum Muslimin Ketika Terjadi Paceklik atau Kekurangan Makanan

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Ibnu Mas'ud yang tercantum pada '65 AT-TAFSIR/20 - SURAH'.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 12: Apabila Orang-Orang Musyrik Meminta Pertolongan kepada Kaum Muslimin Ketika Terjadi Paceklik atau Kekurangan Makanan

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 11: Apabila Masyarakat Meminta Pertolongan kepada Imam Supaya Meminta Diturunkan Hujan buat Mereka, Maka Imam Jangan Sampai Menolak Permintaan Mereka Itu

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan sebagian dari hadits Anas tadi.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 11: Apabila Masyarakat Meminta Pertolongan kepada Imam Supaya Meminta Diturunkan Hujan buat Mereka, Maka Imam Jangan Sampai Menolak Permintaan Mereka Itu

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 10: Apa yang Dikatakan bahwa Nabi Tidak Mengubah Posisi Selendangnya Sewaktu Memohon Hujan pada Hari Jumat

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya sebagian dari hadits Anas tadi.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 10: Apa yang Dikatakan bahwa Nabi Tidak Mengubah Posisi Selendangnya Sewaktu Memohon Hujan pada Hari Jumat

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 9: Berdoa Jika Jalan-Jalan Terputus karena Banyaknya Hujan yang Turun

Posted by Unknown


(Saya katakan, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya sebagian dari hadits Anas tadi.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 9: Berdoa Jika Jalan-Jalan Terputus karena Banyaknya Hujan yang Turun

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 8: Orang yang Merasa Cukup Memohon Turunnya Hujan dengan Shalat Jumat

Posted by Unknown


(Saya katakan, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya sebagian dari hadits Anas tadi.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 8: Orang yang Merasa Cukup Memohon Turunnya Hujan dengan Shalat Jumat

Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 27

Posted by Unknown


Nomor: 27
Dari Abu Yahya, yaitu Shuhaib bin Sinan رضي الله عنه, katanya: Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
More aboutRiyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 27

Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 27

Posted by Unknown


Nomor: 27
Dari Abu Yahya, yaitu Shuhaib bin Sinan رضي الله عنه, katanya: Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
More aboutRiyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 3: Sabar No 27

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 7: Istisqa' di Mimbar

Posted by Unknown


(Saya katakan, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya sebagian dari hadits Anas tadi.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 7: Istisqa' di Mimbar

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 6: Istisqa' di dalam Khotbah Jumat Tanpa Menghadap ke Arah Kiblat

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Anas tadi.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 6: Istisqa' di dalam Khotbah Jumat Tanpa Menghadap ke Arah Kiblat

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 5: Istisqa' di Masjid Jami'

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Anas yang tertera pada nomor 497 di muka.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 5: Istisqa' di Masjid Jami'

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 4: Memindahkan atau Membalikkan Selendang di Waktu Mengerjakan Shalat Istisqa'

Posted by Unknown


537. Abdullah bin Zaid (salah seorang sahabat Nabi صلی الله عليه وسلم 2/20) mengatakan bahwa Nabi mengajak masyarakat pergi ke al-Mushalla (tanah lapang tempat shalat) untuk melakukan shalat istisqa'. Lalu, beliau berdoa kepada Allah sambil berdiri dan meminta hujan. Kemudian beliau menghadap kiblat dan memalingkan punggungnya kepada orang banyak. Beliau membalikkan selendangnya (menjadikan yang kanan di atas yang kiri), dan shalat mengimami kami dua rakaat dengan mengeraskan bacaannya dalam kedua rakaat itu. Lalu, mereka dituruni hujan." Abu Abdillah berkata, "Ibnu Uyainah berkata, 'Dia adalah seorang juru azan, tetapi anggapan ini keliru. Karena, dia ini adalah Abdullah bin Zaid bin Ashim al-Mazini, yang berlagak seperti kaum Anshar. (Dan yang pertama itu adalah orang Kufi, yaitu Ibnu Yazid).'"
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 4: Memindahkan atau Membalikkan Selendang di Waktu Mengerjakan Shalat Istisqa'

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 3: Orang-Orang Meminta kepada Imam Supaya Berdoa Memohon Turunnya Hujan di Saat Mereka dalam Keadaan Terputus dan Turunnya Hujan

Posted by Unknown

535. Abdullah bin Dinar berkata, "Saya mendengar Ibnu Umar mempresentasikan syair Abu Thalib, 'Semoga awan putih disiramkan dengan pertolongan (Zat)-Nya. Untuk menolong anak-anak yatim dan melindungi janda janda.'"

Dari jalan yang mu'allaq[1] dari Ibnu Umar, ia berkata, "Barangkali saya ingat perkataan seorang penyair ketika saya melihat wajah Rasulullah memohon hujan, dan beliau tidak turun sehingga tiap-tiap saluran (selokan) mengalir, 'Semoga awan putih disiramkan (dijadikan hujan dengan pertolongan) Zat-Nya, untuk menolong anak-anak yatim dan melindungi para janda.' Syair itu adalah perkataan Abu Thalib."

536. Anas bin Malik mengatakan bahwa Umar ibnul-Khaththab رضي الله عنه apabila terjadi kemarau panjang, dia memohon hujan dengan wasilah (perantaraan) Abbas bin Abdul Muthalib, lalu Umar berkata, "Ya Allah, sesungguhnya kami dahulu membuat wasilah (perantaraan) dengan (doa) Nabi-Mu, kemudian Engkau turunkan hujan. Sesungguhnya kami (sekarang) berperantaraan dengan (doa) paman Nabi-Mu, maka berilah kami hujan." Anas berkata, "Lalu mereka diberi hujan."[2]

[1] Di-mu'allaq-kan oleh penyusun pada Umar bin Hamzah, dan di-maushul-kan oleh Ahmad (2/93) dan lainnya, tetapi di dalamnya terdapat kelemahan. Al-Hafizh berkata, "Dia diperselisihkan tentang kekuatannya untuk dijadikan hujjah. Demikian juga Abdur Rahman bin Abdullah bin Dinar yang tersebut pada jalan yang maushul. Maka, saya menguatkan salah satu dari kedua jalan itu dengan jalan lain, dan ini termasuk contoh salah satu dari dua jalan yang sahih sebagaimana ditetapkan dalam ilmu hadits."
[2] Pada permulaan hadits terdapat tambahan yang penting pada riwayat al-Ismaili dengan isnad Bukhari hingga Anas, katanya, "Orang-orang ditimpa kekeringan pada masa Nabi, meminta hujan dengan doa beliau. Lalu, beliau memintakan mereka agar diturunkan hujan. Kemudian diturunkan hujan buat mereka. Maka, pada waktu pemerintahan Umar." Lalu Anas melanjutkan hadits itu. Yang dimaksud dengan permohonan hujan mereka kepada Nabi صلی الله عليه وسلم ialah meminta kepada beliau agar mendoakan kepada Allah buat mereka agar Dia menurunkan hujan kepada mereka. Dengan alasan, lafal "Fayastasqii lahum", yakni memohonkan hujan kepada Allah untuk mereka, lalu Allah menurunkan hujan kepada mereka. Kisah Anas pada bab al-Jum'ah di muka merupakan contoh tindakan paling jelas yang menggambarkan hakikat permohonan hujan dan tawasul mereka kepada Nabi صلی الله عليه وسلم untuk memintakan hujan. Demikian pula istisqa' Umar kepada Abbas, bukanlah berperantara minta hujan dengan zat Abbas, melainkan dengan doanya. Hal ini diperkuat oleh hadits Ibnu Abbas, "Umar meminta hujan di mushalla (tanah lapang tempat shalat), lalu ia berkata kepada Abbas, 'Berdirilah dan mintakan hujan. ' Lalu Abbas berdiri seraya mengucapkan, 'Ya Allah, sesungguhnya di sisi-Mu ada awan." Hingga akhir doa. Diriwayatkan oleh Abdur Razzaq (4913) dengan isnad yang lemah, tetapi al-Hafizh diam saja, barangkali karena banyak syahid 'pendukungnya'. Kalau sudah jelas demikian, maka hadits ini tidak dapat dijadikan dalil untuk memperbolehkan bertawasul (berperantara) dengan orang yang sudah meninggal dunia (mayit). Karena, semua peristiwa di atas adalah merupakan tawasul dengan doa orang yang masih hidup, dan yang demikian ini tidak mungkin terjadi sesudah yang bersangkutan meninggal dunia. Inilah yang menyebabkan Umar bertawasul dengan Abbas (yang masih hidup), bukan dengan Nabi صلی الله عليه وسلم (vang sudah wafat). Ini tidak termasuk bab bertawasul dengan orang yang kurang utama dengan adanya orang yang utama sebagaimana anggapan mereka. Dan yang memperkuat pendapat ini lagi ialah bahwa tidak ada seorang salaf pun yang bertawasul meminta hujan dengan zat Nabi صلی الله عليه وسلم sesudah wafat beliau. Mereka hanya bertawasul meminta hujan dengan doa orang yang hidup, sebagaimana yang dilakukan oleh adh-Dhahhak bin Qais رضي الله عنه ketika ia meminta hujan dengan perantaraan Yazid bin Aswad al-Jarasyi pada zaman pemerintahan Muawiyah رضي الله عنه. Adapun apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah bahwa ada seorang laki-laki datang ke kubur Nabi saw, pada zaman pemerintahan Umar, lalu ia berkata, "Wahai Rasulullah, mintakanlah hujan untuk umatmu karena mereka telah binasa." Kemudian orang itu bermimpi, dan ia mendengar perkataan dalam mimpinya, "Datanglah kepada Umar." "Hingga akhir hadits, maka hadits ini tidak sah sanadnya. Berbeda dengan pemahaman sebagian mereka terhadap perkataan al-Hadits dalam al-Fath, "dengan isnad sahih dari riwayat Abu Shalih as-Samman dari Malikud-Dar", karena isnad yang sahih itu hanya sampai pada Abu Shalih. Sedangkan, sesudah itu tidak demikian. Karena, Malik ini sepengetahuan saya tidak ada seorang pun ahli hadits yang menganggapnya dapat dipercaya, dan Ibnu Abi Hatim memutihkannya (4/1/213). Dan orang yang meminta hujan itu pun tidak diketahui namanya, sehingga dia adalah majhul. Dan penyebutan Saif di dalam kitabnya al-Futuh bahwa orang itu bernama Bilal bin al-Harits al-Muzani salah seorang sahabat, sama sekali tidak dapat dipertanggungjawabkan. Karena Saif ini adalah Ibnu Umar at-Tamimi al-Asadi, dan adz-Dzahabi berkata, "Para ulama hadits meninggalkannya dan menuduhnya sebagai zinddiq."

More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 3: Orang-Orang Meminta kepada Imam Supaya Berdoa Memohon Turunnya Hujan di Saat Mereka dalam Keadaan Terputus dan Turunnya Hujan

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 2: Doa Nabi, "Jadikanlah Tahun-Tahun Ini Membawa Bencana kepada Mereka Seperti Tahun-Tahun Paceklik di Zaman Nabi Yusuf."

Posted by Unknown


XXX
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 2: Doa Nabi, "Jadikanlah Tahun-Tahun Ini Membawa Bencana kepada Mereka Seperti Tahun-Tahun Paceklik di Zaman Nabi Yusuf."

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 1: Shalat Istisqa' (Yakni Shalat Mohon Turunnya Hujan) dan Keluarnya Nabi untuk Mengerjakannya

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Abdullah bin Zaid al-Anshari yang akan disebutkan pada nomor 537.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Istisqa' Bab 1: Shalat Istisqa' (Yakni Shalat Mohon Turunnya Hujan) dan Keluarnya Nabi untuk Mengerjakannya

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Witir Bab 7: Qunut Sebelum Ruku dan Sesudahnya

Posted by Unknown


534. Anas berkata, "Qunut itu pada shalat magrib dan subuh."
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Witir Bab 7: Qunut Sebelum Ruku dan Sesudahnya

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Witir Bab 6: Mengerjakan Shalat Witir di Perjalanan

Posted by Unknown


533. Ibnu Umar berkata, "Nabi shalat dalam perjalanan di atas kendaraannya. Ke arah mana pun kendaraannya menghadap, maka ke situ pulalah beliau menghadap sambil berisyarat sebagai melaksanakan shalatullail. Ini beliau lakukan selain shalat-shalat yang difardhukan. Beliau juga berwitir di atas kendaraannya."
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Witir Bab 6: Mengerjakan Shalat Witir di Perjalanan

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Witir Bab 5: Mengerjakan Shalat Witir di Atas Kendaraan

Posted by Unknown


532. Sa'id bin Yasar berkata, "Pada suatu ketika aku berjalan bersama-sama Abdullah bin Umar di jalan menuju Mekah. Ketika aku merasa khawatir subuh akan datang, aku turun dari kendaraan lalu aku shalat witir, sesudah itu aku susul Abdullah. Abdullah bertanya, 'Ke mana engkau?' Aku menjawab, 'Aku khawatir kedahuluan masuk waktu subuh. Karena itu, aku turun dari kendaraan lalu aku shalat witir.' Abdullah berkata, 'Bukankah pada diri Rasulullah terdapat teladan yang baik bagimu?' Aku menjawab, 'Sudah tentu, demi Allah.' Abdullah menjawab, 'Sesungguhnya Rasulullah pernah melakukan shalat witir di atas kendaraan.'"[4]

[4] Hadits ini ditentang oleh golongan Hanafiah. Mereka berkata, "Tidak boleh mengerjakan shalat witir di atas kendaraan." Akan tetapi, hadits ini menyangkal pendapat mereka. Ath-Thahawi menganggap di dalam Syarhul Ma'ani (1/249) bahwa pendapat itu mansukh, karena tidak ada dalilnya melainkan semata-mata pemikiran.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Witir Bab 5: Mengerjakan Shalat Witir di Atas Kendaraan

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Witir Bab 4: Hendaklah Seseorang Menjadikan Shalat Witir Sebagai Akhir Shalatnya (di Waktu Malam)

Posted by Unknown


531. Abdullah bin Umar mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Jadikanlah akhir shalatmu pada malam hari dengan witir."
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Witir Bab 4: Hendaklah Seseorang Menjadikan Shalat Witir Sebagai Akhir Shalatnya (di Waktu Malam)

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Witir Bab 3: Nabi Membangunkan Istrinya Supaya Mengerjakan Shalat Witir

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Aisyah yang tercantum pada nomor 289 di muka.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Witir Bab 3: Nabi Membangunkan Istrinya Supaya Mengerjakan Shalat Witir

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Witir Bab 2: Waktu-Waktu Melakukan Witir

Posted by Unknown


Abu Hurairah berkata, "Nabi صلی الله عليه وسلم berpesan kepadaku supaya melakukan shalat witir sebelum tidur."[2]
529. Anas bin Sirin berkata, "Aku bertanya kepada Ibnu Umar, 'Apakah yang Anda ketahui mengenai shalat sunnah dua rakaat sebelum mengerjakan shalat subuh, apakah aku boleh memperpanjang bacaan padanya?' Ibnu Umar menjawab, 'Nabi shalat di waktu malam dua rakaat dua rakaat dan melakukan witir satu rakaat. Lalu, shalat dua rakaat sebelum shalat subuh dan seolah-olah azan (yakni iqamah) sudah ada di kedua telinganya." Hammad berkata, "Yakni dilakukan dengan cepat."[3]

530. Aisyah berkata, "Setiap malam Rasulullah melakukan witir dan witirnya berakhir sampai waktu sahur."

[2] Di-maushul-kan oleh penyusun (Imam Bukhari) di dalam bab yang akan datang pada "19 AT-TAHAJJUD / 33 - BAB", dan di-maushul-kan oleh Ahmad dari beberapa jalan (2/299, 254, 258, 260, 265, 271, 277, 311, 329, 331, 347, 392, 412, 459, 472, 484, 489, 497, 499, 505, 526).
[3] Dalam sebagian naskah disebutkan dengan lafal bi sur'atin 'dengan cepat'. Dan yang dimaksud dengan azan di sini adalah iqamah. Yakni, shalatnya cepat seperti cepatnya orang yang mendengar iqamah untuk shalat (gugup).
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Witir Bab 2: Waktu-Waktu Melakukan Witir

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Witir Bab 1: Keterangan-Keterangan Mengenai Shalat Witir 526. Nafi' mengatakan bahwa Abdullah bin Umar shalat antara serakaat dan dua rakaat dalam shalat witir. Sehingga, ia memerintahkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dihajatkan olehnya.

Posted by Unknown


527. Al-Qasim berkata, "Kamu melihat orang banyak sejak saat kami dewasa, semuanya mengerjakan shalat witir tiga rakaat, dan sesungguhnya masing-masing[1] leluasa dikerjakan. Aku berharap tidak ada suatu kesalahan pun."

528. Aisyah رضي الله عنها mengatakan bahwa Rasulullah selalu shalat sebelas rakaat. Itulah shalat beliau, maksudnya di malam hari. Lalu beliau sujud selama sekitar salah seorang di antaramu membaca lima puluh ayat sebelum beliau mengangkat kepala. Beliau shalat dua rakaat sebelum shalat subuh. Beliau berbaring pada lambung yang sebelah kanan sehingga muadzin datang untuk (iqamah) shalat (subuh).

[1] Yakni witir satu rakaat dan tiga rakaat. Akan tetapi, witir tiga rakaat dengan dua tasyahhud kemudian salam, terdapat riwayat sahih yang melarangnya. Maka, cara mengerjakan shalat witir tiga rakaat ini boleh jadi dengan satu kali tasyahud, atau dibagi dua dengan melakukan dua rakaat lalu salam, kemudian satu rakaat lagi lantas salam. Penjelasan mengenai masalah ini dapat dilihat di dalam risalah saya Shalatut Tarawih halaman 111-115.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Witir Bab 1: Keterangan-Keterangan Mengenai Shalat Witir 526. Nafi' mengatakan bahwa Abdullah bin Umar shalat antara serakaat dan dua rakaat dalam shalat witir. Sehingga, ia memerintahkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dihajatkan olehnya.

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 26: Shalat Sunnah Sebelum dan Sesudah Shalat Hari Raya

Posted by Unknown


Abul Mu'alla berkata, "Saya mendengar Said dari Ibnu Abbas membenci shalat Sunnah sebelum shalat Id."[24]
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya bagian dari hadits Ibnu Abbas yang tertera pada nomor 520 di muka.")

[24] Al-Hafizh berkata, "Saya tidak menjumpainya yang maushul." Saya (Al-Albani) berkata, "Abdur Razzaq meriwayatkannya (5624) dengan sanad sahih dari maula Ibnu Abbas, dari Ibnu Abbas, ia berkata, 'Tidak boleh mengerjakan shalat sunnah sebelum dan sesudahnya.'"
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 26: Shalat Sunnah Sebelum dan Sesudah Shalat Hari Raya

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 25: Apabila Terluput dari Shalat Hari Raya dengan Berjamaah, Bolehlah Shalat Dua Rakaat, Begitu Pula Kaum Wanita, Orang yang Ada di Rumah dan di Desa, Mengingat sabda Nabi صلی الله عليه وسلم, "Ini adalah hari raya kita umat Islam."[ 20 ]

Posted by Unknown


Anas bin Malik memerintahkan mantan budaknya dan sahabatnya Ibnu Abi Utbah yang ada di pelosok supaya mengumpulkan keluarganya dan anak anaknya, dan melakukan shalat hari raya sebagaimana orang kota serta bertakbir seperti mereka.[21]
Ikrimah berkata, "Orang-orang pelosok berkumpul pada hari raya menunaikan shalat dua rakaat sebagaimana yang dilakukan imam."[22]

Atha' berkata, "Apabila seseorang terluput menunaikan shalat Id (dengan berjamaah), maka hendaklah ia menunaikannya dua rakaat."[23]

(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Aisyah yang tersebut pada nomor 508 di muka.")

[20] Al-Hafizh berkata, "Saya tidak mengetahuinya demikian. Sesungguhnya bagian pertamanya terdapat di dalarn hadits Aisyah tentang kisah dua wanita yang menyanyi -yakni hadits yang baru disebutkan di muka (2-BAB). Adapun sisanya, kemungkinan diambil dari hadits Uqbah bin Amir secara marfu, 'Hari Mina adalah hari raya kita umat Islam'", yang mana hadits ini diriwayatkan dalam As-Sunan dan disahkan oleh Ibnu Khuzaimah.

[21] Di-maushul-kan oleh Ibnu Abi Syaibah (2/183) yang seperti itu.

[22] Di-maushul-kan oleh Ibnu Abi Syaibah (2/191) yang sama dengannya dengan sanad sahih.

[23] Di-maushul-kan oleh Ibnu Abi Syaibah dan al-Faryabi dengan sanad sahih.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 25: Apabila Terluput dari Shalat Hari Raya dengan Berjamaah, Bolehlah Shalat Dua Rakaat, Begitu Pula Kaum Wanita, Orang yang Ada di Rumah dan di Desa, Mengingat sabda Nabi صلی الله عليه وسلم, "Ini adalah hari raya kita umat Islam."[ 20 ]

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 24: Orang yang Berbeda Jalan Ketika Pulang pada Hari Raya dari Tempat Shalat

Posted by Unknown


525. Jabir رضي الله عنه berkata, "Nabi apabila hari raya, beliau menyelisihi jalan (yakni menempuh jalan yang berbeda ketika pergi dan ketika pulang dari menunaikan shalat Id- penj.)."
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 24: Orang yang Berbeda Jalan Ketika Pulang pada Hari Raya dari Tempat Shalat

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 23: Pembicaraan Imam dan Orang Banyak dalam Khotbah Hari Raya dan Jika Imam Ditanya Mengenai Sesuatu, dan Ia Sedang Berkhotbah

Posted by Unknown


523. Anas bin Malik berkata, "Sesungguhnya Rasulullah melakukan shalat pada hari raya kurban, kemudian berkhotbah. Lalu, menyuruh orang yang menyembelih kurban sebelum shalat, supaya mengulangi penyembelihannya (menyembelih kurban lagi). Kemudian ada seorang lelaki dari kaum Anshar, berkata, 'Wahai Rasulullah, (hari ini adalah hari yang orang menyukai daging 2/3), aku mempunyai beberapa orang tetangga-mungkin dia berkata-yang sangat membutuhkan'. Mungkin dia berkata, 'Mereka itu dalam keadaan fakir' (lalu Nabi صلی الله عليه وسلم membenarkannya). 'Sebenarnya aku telah menyembelih sebelum shalat hari raya, dan aku mempunyai seekor kambing yang umurnya kurang dari setahun (dan dalam satu riwayat: masih muda). Tetapi, lebih aku sukai daripada daging dua ekor kambing biasa.' Nabi kemudian memberikan kelonggaran kepadanya dengan menyembelih kambing yang umurnya belum setahun dan disembelih sebelum shalat hari raya dilakukan. Tetapi saya tidak mengetahui apakah kelonggaran itu sampai kepada orang lain atau tidak."

524. Jundub berkata, "Nabi melakukan shalat Idul Adha, kemudian beliau berkhothah. Sesudah itu beliau menyembelih kurban, lalu bersabda, 'Barangsiapa yang menyembelih kurban sebelum shalat, hendaklah menyembelih lagi yang lain (sesudah shalat) sebagai gantinya. Dan, barangsiapa yang belum menyembelih, hendaklah menyembelih dengan nama Allah.'"
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 23: Pembicaraan Imam dan Orang Banyak dalam Khotbah Hari Raya dan Jika Imam Ditanya Mengenai Sesuatu, dan Ia Sedang Berkhotbah

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 22: Menyembelih (Dzabah dan Nahar) pada Hari Raya Kurban di Tempat Shalat

Posted by Unknown


522. Ibnu Umar رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم biasa menyembelih (binatang kurban) di mushalla (tanah lapang tempat shalat Id).
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 22: Menyembelih (Dzabah dan Nahar) pada Hari Raya Kurban di Tempat Shalat

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 21: Menyendirinya Wanita yang Sedang Haid dan Menjauh Sedikit dari Tempat Shalat

Posted by Unknown


(Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Ummu Athiyah yang disebutkan di muka.)
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 21: Menyendirinya Wanita yang Sedang Haid dan Menjauh Sedikit dari Tempat Shalat

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 20: Jika Seorang Wanita Tidak Mempunyai Baju Kurung pada Hari Raya

Posted by Unknown


(Saya katakan, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Ummu Athiyah yang baru saja diisyaratkan di muka.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 20: Jika Seorang Wanita Tidak Mempunyai Baju Kurung pada Hari Raya

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 19: Imam Memberikan Nasihat kepada Kaum Wanita pada Hari Raya

Posted by Unknown


521. Ibnu Abbas berkata, "Aku menghadiri shalat Idul Fitri bersama Nabi, Abu Bakar, Umar, dan Utsman, semuanya mengerjakan shalat sebelum berkhotbah. Nabi keluar (lalu turun 6/62) seakan-akan aku masih melihat beliau ketika menyuruh orang banyak duduk dengan mengisyaratkan tangannya. Kemudian menghadapi mereka dan membelah barisan kaum lelaki (dan ini dilakukan sehabis berkhotbah). Sehingga, beliau mendatangi kaum wanita bersama Bilal, lalu beliau mengucapkan, 'Yaa ayyuhan nabiyyu idzaa jaa-akal mu'minaatu yubbaayi'naka ['alaa an laa yusyrikna billaahi syaian wa laa yasriqna wa laa yazniina wa laa yaqtulna aulaadahunna wa laa ya'tiina bi buhtaanin yaftariinahu baina aidiihinna wa arjulihinna]' 'Hai Nabi, jika kamu didatangi oleh kaum wanita hendak mengadakan bai'at atau berjanji setia kepadamu (untuk tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anak mereka, dan tidak membuat-buat tuduhan perzinaan kepada orang lain dengan tuduhan palsu.' Hingga selesai 6/62) membaca ayat itu semuanya. Kemudian beliau bersabda setelah membaca ayat tersebut, 'Hai kaum wanita, apakah Anda sekalian seperti itu?' Seorang wanita di kalangan mereka menjawab, dan tiada seorang pun dari kaum wanita itu yang menjawab selainnya. Ia berkata, 'Benar wahai Rasulullah.' Al-Hasan (yang meriwayatkan hadits itu) tidak mengetahui siapa wanita yang menjawab itu. Nabi bersabda lagi, 'Kalau begitu, maka bersedekahlah kalian!' Kemudian Bilal membeberkan pakaiannya, lalu dia berkata, 'Marilah, Anda sekalian adalah penebus ayahku dan ibuku.' Kemudian orang-orang wanita itu meletakkan cincin besar-besar dari emas (yang biasa dipakai pada zaman jahiliah dulu), juga meletakkan cincin ukuran biasa di atas pakaian Bilal itu."[19]
Abdur Razzaq berkata, "Al Fatakh ialah cincin-cincin besar yang biasa dipakai pada zaman jahiliah."

[19] Kisah ini telah disebutkan dari jalan lain dari Ibnu Abbas secara ringkas. Maka, kemungkinan cerita ini dua macam, dan mungkin juga hanya satu, dan sebagian perawi meringkasnya. Wallahu a'lam.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 19: Imam Memberikan Nasihat kepada Kaum Wanita pada Hari Raya

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 17: Imam Menghadap Makmum ketika Khutbah Hari Raya

Posted by Unknown


Abu Said berkata, "Nabi berdiri menghadap manusia (yakni ketika berkhutbah)"[18]
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits al-Barra' yang tertera pada nomor 511 di muka.")

[18] Ini adalah bagian dari hadits yang di-maushul-kan oleh penyusun pada nomor 512 di muka..
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 17: Imam Menghadap Makmum ketika Khutbah Hari Raya

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 16: Keluarnya Anak-Anak ke Tempat Shalat

Posted by Unknown


(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian dari hadits Ibnu Abbas yang disebutkan sesudah bab ini nanti.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 16: Keluarnya Anak-Anak ke Tempat Shalat

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 15: Keluarnya Kaum Wanita dan Orang-Orang yang Sedang Haid ke Tempat Shalat

Posted by Unknown


(Saya katakan, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya sebagian dan hadits Ummu Athiyah yang tertera pada nomor 180.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 15: Keluarnya Kaum Wanita dan Orang-Orang yang Sedang Haid ke Tempat Shalat

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 14: Membawa Tombak Kecil atau Tombak Biasa di Muka Imam pada Hari Raya

Posted by Unknown


(Saya katakan, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya bagian lain dari hadits Ibnu Umar yang diisyaratkan di atas.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 14: Membawa Tombak Kecil atau Tombak Biasa di Muka Imam pada Hari Raya

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 13: Shalat dengan Menggunakan Tombak (Sebagai Sutrah) Pada Hari Raya

Posted by Unknown


(Saya katakan, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya sebagian hadits Ibnu Umar yang tertera pada nomor 279 yang lalu.")
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 13: Shalat dengan Menggunakan Tombak (Sebagai Sutrah) Pada Hari Raya

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 12: Bertakbir Pada Hari-Hari Mina dan Ketika Pergi Ke Arafah

Posted by Unknown


Umar رضي الله عنه biasa bertakbir di kubahnya di Mina. Lalu, terdengar oleh orang-orang yang di masjid, kemudian mereka bertakbir (mengikutinya). Bertakbir pula orang-orang yang di pasar-pasar, sehingga Mina gemuruh dengan takbir.[14]
Ibnu Umar biasa bertakbir di Mina pada hari-hari itu, ketika selesai shalat-shalat wajib, di tempat tidur, di tendanya, di majelisnya, dan di jalan, pada semua hari itu.[15]

Maimunah biasa bertakbir pada hari nahar (10 Dzulhijjah).[16]

Orang-orang wanita biasa bertakbir di belakang Aban bin Utsman, dan Umar bin Abdul Aziz, pada malam-malam hari tasyrik bersama kaum laki-laki di masjid.[17]

519. Muhammad bin Abu Bakar ats-Tsaqafi berkata, "Saya bertanya kepada Anas bin Malik ketika kami bersama-sama pergi dari Mina ke Arafah, tentang talbiah, 'Bagaimana Anda melakukan bersama Nabi?' Ia menjawab, 'Seseorang membaca talbiah tidak diingkari (oleh Nabi), dan seseorang bertakbir juga tidak diingkari (oleh Nabi).'"

[14] Di-maushul-kan oleh Abu Ubaid, dan di-maushul-kan pula dari jalannya oleh al-Baihaqi (3/312) dari Umar, dan di-maushul-kan oleh Said bin Manshur dari jalan lain darinya.
[15] Di-maushul-kan oleh Ibnul Mundzir dan al-Fakihi dalam Akhbaaru Makkah dengan sanad sahih dari Ibnu Umar.
[16] AI-Hafizh berkata, "Saya tidak mendapatinya secara maushul."

[17] Di-maushul-kan oleh Abu Bakar Ibnu Abid Dun-ya dalam Kitab al-Idain. Al-Hafizh berkata, "Hadits Ummu Athiyah dalam bab ini mendahului mereka dalam hal itu."
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 12: Bertakbir Pada Hari-Hari Mina dan Ketika Pergi Ke Arafah

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 11: Keutamaan Beramal pada Hari-Hari Tasyrik[ 9 ]

Posted by Unknown


Ibnu Abbas berkata, "'Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan (al-Hajj: 28),' ialah sepuluh hari (yang pertama dalam bulan Dzulhijjah); dan 'beberapa hari yang berbilang'[10] (al-Baqarah: 203) ialah hari-hari tasyrik."[11]
Ibnu Umar dan Abu Hurairah biasa pergi ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah sambil bertakbir, dan orang-orang yang di belakangnya turut bertakbir mengikuti takbirnya.[12]

Muhammad bin Ali bertakbir di belakang kafilah.[13]

518. Ibnu Abbas mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Tidak ada amalan pada hari-hari lain yang lebih utama daripada sepuluh hari ini?" Mereka menjawab, "Tidakkah jihad (lebih utama)?" Beliau bersabda, "Bukan pula jihad, kecuali orang yang keluar dengan mempertaruhkan jiwa dan hartanya, lalu ia tidak kembali dengan sesuatu pun."

[9] Sudah populer bahwa hari-hari tasyrik sesudah hari nahar (tangga110 Dzulhijjah) itu diperselisihkan, apakah dua hari atau tiga hari. Akan tetapi, beberapa atsar memberikan kesaksian bahwa hari Idul Adha itu termasuk hari tasyrik, dan pendapat ini dikuatkan oleh Abu Ubaid berdasarkan apa yang dikutip dan ditahqiq oleh al-Hafizh dalam al-Fath.

[10] Bunyi teks bacaannya ialah "Wayadzkurullaaha fii ayaamin ma'luumaat" atau "Wadzkurullaaha fii ayyaamin ma'duudaat". Yang dimaksudkan oleh Ibnu Abbas bukan bacaannya, tetapi penafsiran kata "ma'duudaat" dan "ma'luumaat".

[11] Di-maushul-kan oleh Abd bin Humaid dari Amr bin Dinar dari Ibnu Abbas.

[12] Al-Hafizh berkata, "Saya tidak mendapatinya secara maushul dari mereka."

[13] Muhammad bin Ali adalah Abu Ja'far al-Baqir, dan di-maushul-kan oleh ad-Daruquthni darinya dalam al-Mu'talif.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 11: Keutamaan Beramal pada Hari-Hari Tasyrik[ 9 ]

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 9: Dimakruhkan Membawa Senjata pada Hari Raya dan ketika Berada di Tanah Suci

Posted by Unknown


Al-Hasan berkata, "Manusia dilarang membawa senjata pada hari raya, kecuali jika mereka dalam keadaan takut kepada musuh."[8]
517. Sa'id bin Jubair berkata, "Aku bersama Ibnu Umar ketika ia tertusuk oleh ujung tombak yang tajam di tapak kakinya bagian dalam, maka menempellah tapak kakinya itu pada sanggurdi. Lalu aku turun dan mencopotnya. Peristiwa itu terjadi di Mina. Hal itu didengar oleh Hajjaj, kemudian ia menjenguknya. Hajjaj berkata, 'Bagaimana keadaannya?' Jawab Ibnu Umar, 'Baik.' Hajjaj berkata, "Alangkah baiknya kalau kita mengetahui siapa orang yang menyebabkan Anda terkena bencana itu.' Ibnu Umar berkata, 'Andalah yang telah menimpakan bencana kepadaku.' Hajjaj menimpali, 'Bagaimana hal itu bisa terjadi?' Ibnu Umar menjawab, 'Anda membawa senjata pada hari yang tidak diperbolehkan membawa senjata, dan Anda memasukkan senjata ke tanah suci, padahal senjata itu tidak boleh dimasukkan ke tanah suci.'"

[8] Al-Hafizh berkata, "Saya tidak mendapatinya maushul, tetapi terdapat riwayat seperti ini secara marfu dan muqayyad 'dengan ada persyaratan' serta ada yang tidak muqayyad. Kemudian disebutkannya yang muqayyad dari riwayat Ibnu Majah dengan isnad yang dhaif dari Ibnu Abbas, dan yang lain disebutkan dari riwayat Abdur Razzaq dengan isnad yang mursal.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 9: Dimakruhkan Membawa Senjata pada Hari Raya dan ketika Berada di Tanah Suci

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 10: Bersegera Mengerjakan Shalat Hari Raya

Posted by Unknown


Abdullah bin Busr berkata, "Sesungguhnya kami selesai melakukannya pada saat ini, yaitu ketika bertasbih."
(Saya katakan, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits al-Barra' pada nomor 511 di muka.')
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 10: Bersegera Mengerjakan Shalat Hari Raya

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 8: Berkhotbah Sesudah Shalat Hari Raya

Posted by Unknown


516. Ibnu Umar berkata, "Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar biasa mengerjakan shalat hari raya sebelum khutbah."
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 8: Berkhotbah Sesudah Shalat Hari Raya

Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 7: Berjalan dan Berkendaraan ke Tempat Shalat Hari Raya serta Bab Tidak Adanya Azan dan Iqamah

Posted by Unknown


513. Atha' mengatakan bahwa sesungguhnya Ibnu Abbas berkirim surat kepada Ibnu Zubair pada hari pertama ia dibai'at (yang isi suratnya), "Sesungguhnya shalat Idul Fitri itu tidak diazani sebagaimana shalat fardhu,[5] dan sesungguhnya khutbah Id itu dilakukan sesudah shalat."

514. Ibnu Abbas dan Jabir bin Abdullah berkata, 'Tidak diadakan azan pada shalat hari raya Idul Fitri dan tidak pula pada Idul Adha."[6]

515. Jabir bin Abdullah berkata, "Sesungguhnya Nabi berdiri (dan dalam satu riwayat: keluar pada hari Idul Fitri), lalu memulai shalat. Kemudian berkhutbah di muka orang banyak sesudah shalat itu. Setelah Nabi selesai khutbah, beliau turun.[7] Kemudian mendatangi para wanita, memberi nasihat kepada mereka dan pada waktu itu beliau bersandar pada tangan Bilal. Bilal menggelar bajunya dan di baju itulah para wanita itu meletakkan sedekah mereka." Aku (perawi) bertanya kepada Atha', "Zakat pada hari raya Fitri?" Dia menjawab, 'Tidak, tetapi sedekah biasa yang mereka berikan pada waktu itu. Mereka lepas cincin mereka dan mereka lemparkan (ke baju bilal)." Saya bertanya (2/9), "Apakah Anda berpendapat bahwa di zaman kita sekarang ini imam boleh mendatangi kaum wanita, lalu memberi nasihat kepada mereka jika telah selesai shalat dan berkhutbah?" Atha' berkata, "Yang demikian itu sebenarnya adalah hak baginya. Kalau tidak boleh, maka apakah sebabnya tidak boleh mengerjakan demikian?"

[5] Abdur Razzaq menambahkan di dalam al Mushannaj (2/77/5628) dari jalan periwayatan Imam Bukhari dengan tambahan, "Maka tidak diazani untuknya." Kata Atha', "Ibnu Zubair tidak mengadakan azan pada hari itu. Ibnu Abbas berkirim surat kepadanya yang isinya, 'Sesungguhnya khutbah itu dilakukan setelah shalat Id.' Ibnu Zubair pun melaksanakannya." Kata Atha', "Maka, Ibnu Zubair shalat Id sebelum khutbah. Kemudian Ibnu Shafwan dan sahabat-sahabatnya bertanya kepadanya, mereka berkata, "Mengapa engkau tidak berazan untuk kami? Kemudian datanglah waktu shalat kepada mereka pada hari itu. Maka, ketika hubungan antara dia dan Ibnu Abbas memburuk, Ibnu Zubair tidak berani melanggar perintah Ibnu Abbas." Saya (al-Albani) katakan, "Zahir perkataan Ibnu Abbas kepada Ibnu Zubair, 'Maka, janganlah engkau berazan untuk shalat Id', adalah karena Ibnu Zubair biasa mengadakan azan sebelum itu, maka ini berarti Ibnu Abbas melarangnya dari perbuatan itu. Hal ini diperkuat dengan perkataan Atha' pada akhir perkataannya, 'Ketika hubungannya memburuk, maka Ibnu Zubair tidak berani melanggar perintah Ibnu Abbas.' Riwayat yang lebih kuat dari itu menerangkan bahwa Shafwan dan sahabat-sahabatnya ketinggalan (terluput) melakukan shalat Id, dan hal itu disebabkan-wallahu a'lam-mereka tidak mendengar azan yang biasa mereka dengarkan sebelumnya. Para ulama berbeda pendapat mengenai siapa orang yang pertama kali mengadakan azan dalam shalat Id. Ada yang mengatakan bahwa yang mula-mula mengadakannya adalah Muawiyah, dan terdapat riwayat yang sahih bahwa dia melakukan hal itu, dan masih ada pendapat-pendapat lain lagi. Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Abu Qilabah, katanya, "Orang yang mula-mula mengadakannya adalah Ibnu Zubair." Saya (al-Albani) katakan, "Kalau riwayat ini sahih dari Ibnu Zubair, maka dia adalah orang pertama yang mengadakannya di Hijaz, sedang Muawiyah adalah orang yang pertama kali mengadakannya di Syam. Wallahu a'lam." Mengenai hal ini terdapat ungkapan yang bagus untuk dipegangi, yaitu bahwa apabila terdapat sunnah yang sahih, maka tidak boleh bertaklid kepada orang yang menyelisihinya, meskipun dia seorang sahabat. Maka, Muawiyah dan Ibnu Zubair-mudah-mudahan Allah meridhai keduanya-telah mengadakan azan shalat Id yang tidak pernah terjadi pada zaman Nabi صلی الله عليه وسلم, barangkali dari segi ini, maka orang-orang yang shalat di belakang Ibnu Zubair membaca amin dengan keras sehingga riuh rendah suaranya di masjid, sebagaimana diriwayatkan secara mu'allaq di muka (1/193). Di antaranya lagi ialah shalat gerhana yang dilakukan Ibnu Zubair dengan cara seperti melakukan shalat subuh. Maka, saudara Zubair yang bernama Urwah ketika ditanya tentang hal itu, dia menjawab, "Menyalahi Sunnah", sebagaimana akan disebutkan pada kitab al-Kusuf bab keempat. Di antara tindakannya lagi ialah mengusap dengan tangannya pada tiang-tiang Baitullah yang empat, sedangkan menurut Sunnah ialah mengusap dua rukun Yamani saja, sebagaimana akan disebutkan pada "25 - AL-HAJJ / 59 - BAB".

[6] Hadits Ibnu Abbas akan disebutkan sebentar lagi pada nomor 520, karena itu di sini tidak saya beri nomor tersendiri.

[7] Nabi صلی الله عليه وسلم tidak pernah khutbah Id di atas mimbar sebagaimana ditunjuki hadits Abu Sa'id di muka tadi. Kemungkinan beliau berada di tempat yang tinggi, kemudian turun. Wallahu a'lam.
More aboutShahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Dua Hari Raya Bab 7: Berjalan dan Berkendaraan ke Tempat Shalat Hari Raya serta Bab Tidak Adanya Azan dan Iqamah