SUNAN AD-DARIMI KITAB MUKADDIMAH No: 95 Bab: Mengikuti sunnah

Posted by Unknown on Jumat, 17 Mei 2013




أَخْبَرَنَا أَبُو عَاصِمٍ أَخْبَرَنَا ثَوْرُ بْنُ يَزِيدَ حَدَّثَنِي خَالِدُ بْنُ مَعْدَانَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ عِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ قَالَ صَلَّى لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْفَجْرِ ثُمَّ وَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا فَقَالَ أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسَنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَالْمُحْدَثَاتِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ و قَالَ أَبُو عَاصِمٍ مَرَّةً وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

Telah mengabarkan kepada kami Abu 'Ashim telah mengabarkan kepada kami Tsaur bin Yazid telah menceritakan kepadaku Khalid bin Ma'dan dari Abdur Rahman bin 'Amr dari 'Irbadl bin Sariah ia berkata; " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat subuh bersama kami, kemudian beliau memberikan wejangan dengan wejangan yang sangat dalam hingga air mata (kami) bercucuran dan bergetarlah hati- hati (kami), kemudian seseorang bertanya; " wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seakan-akan wejangan ini adalah wejangan penutup (yang engkau berikan), maka berikanlah kami wasiat. Lalu Beliau berkata: " Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah Subhaanallahu wa Ta'ala dan selalu mendengar dan ta'at (kepada para pemimpin), meskipun ia seorang budak dari Habasyah, sesungguhnya barang siapa diantara kalian yang hidup setelahku niscaya ia melihat perbedaan yang banyak, maka kalian harus mengikuti sunnahku dan sunnah khulafa`urrasyidin yang lurus, gigitlah dengan gigi geraham kalian (peganglah dengan teguh), berhati-hatilah dengan segala sesuatu yang baru (perkara bid`ah), karena sesuatu yang baru itu bid`ah". Abu 'Ashim berkata: "Hendaklah kalian berhati-hati terhadap perkara-perkara yang baru (dalam agama), karena setiap bid`ah itu sesat".