Shahih Sunan Abu Daud Kitab TALAK 17. Zhihar

Posted by Unknown on Sabtu, 11 Mei 2013




قَالَ ابْنُ الْعَلَاءِ الْبَيَاضِيُّ قَالَ كُنْتُ امْرَأً أُصِيبُ مِنْ النِّسَاءِ مَا لَا يُصِيبُ غَيْرِي فَلَمَّا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ خِفْتُ أَنْ أُصِيبَ مِنْ امْرَأَتِي شَيْئًا يُتَابَعُ بِي حَتَّى أُصْبِحَ فَظَاهَرْتُ مِنْهَا حَتَّى يَنْسَلِخَ شَهْرُ رَمَضَانَ فَبَيْنَا هِيَ تَخْدُمُنِي ذَاتَ لَيْلَةٍ إِذْ تَكَشَّفَ لِي مِنْهَا شَيْءٌ فَلَمْ أَلْبَثْ أَنْ نَزَوْتُ عَلَيْهَا فَلَمَّا أَصْبَحْتُ خَرَجْتُ إِلَى قَوْمِي فَأَخْبَرْتُهُمْ الْخَبَرَ وَقُلْتُ امْشُوا مَعِي إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا لَا وَاللَّهِ فَانْطَلَقْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ أَنْتَ بِذَاكَ يَا سَلَمَةُ قُلْتُ أَنَا بِذَاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَرَّتَيْنِ وَأَنَا صَابِرٌ لِأَمْرِ اللَّهِ فَاحْكُمْ فِيَّ مَا أَرَاكَ اللَّهُ قَالَ حَرِّرْ رَقَبَةً قُلْتُ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا أَمْلِكُ رَقَبَةً غَيْرَهَا وَضَرَبْتُ صَفْحَةَ رَقَبَتِي قَالَ فَصُمْ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ قَالَ وَهَلْ أَصَبْتُ الَّذِي أَصَبْتُ إِلَّا مِنْ الصِّيَامِ قَالَ فَأَطْعِمْ وَسْقًا مِنْ تَمْرٍ بَيْنَ سِتِّينَ مِسْكِينًا قُلْتُ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ لَقَدْ بِتْنَا وَحْشَيْنِ مَا لَنَا طَعَامٌ قَالَ فَانْطَلِقْ إِلَى صَاحِبِ صَدَقَةِ بَنِي زُرَيْقٍ فَلْيَدْفَعْهَا إِلَيْكَ فَأَطْعِمْ سِتِّينَ مِسْكِينًا وَسْقًا مِنْ تَمْرٍ وَكُلْ أَنْتَ وَعِيَالُكَ بَقِيَّتَهَا فَرَجَعْتُ إِلَى قَوْمِي فَقُلْتُ وَجَدْتُ عِنْدَكُمْ الضِّيقَ وَسُوءَ الرَّأْيِ وَوَجَدْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّعَةَ وَحُسْنَ الرَّأْيِ وَقَدْ أَمَرَنِي أَوْ أَمَرَ لِي بِصَدَقَتِكُمْ زَادَ ابْنُ الْعَلَاءِ قَالَ ابْنُ إِدْرِيسَ بَيَاضَةُ بَطْنٌ مِنْ بَنِي زُرَيْقٍ

قال الشيخ الألباني : حسن

2213. Dari Ibnu Ala' Al Bayadhi, dia berkata: Aku diberi musibah dalam masalah wanita. Ketika datang bulan Ramadhan, aku mulai khawatir akan terjadi sesuatu pada diriku tentang istriku sampai pagi berikutnya, kemudian aku men-zhihar istriku sampai Ramadhan berakhir. Dia (istriku) suatu malam masih melayaniku. Ketika dia nampak selalu berbuat baik terhadapku, aku selalu menghindar. Pada pagi harinya, aku menemui teman-teman dan menceritakan peristiwa yang telah terjadi. Aku mengajak mereka menemui Rasulullah, tapi mereka menolaknya, maka aku pergi sendirian untuk menemui Nabi. Setelah saya menceritakan semuanya, Nabi SAW bertanya, "Kamu berbuat seperti itu wahai Salamah?" Aku menjawab, "Ya, dua kali." Aku pasrah dengan keputusan Allah, maka berilah hukum kepadaku sesuai kehendak Allah." Nabi lalu bersabda, "Merdekakan budak " Aku berkata, "Demi Dzat yang telah mengutusmu, aku sama sekali tidak memiliki budak." Nabi melanjutkan sabdanya, "Kalau tidak mempunyai budak lalu puasalah dua bulan berturut-turut." Aku menjawab, "Apakah tidak ada denda yang lain?" Nabi menjawab, "Beri makan enam puluh orang miskin, masing-masing satu wasaq kurma. " Aku berkata, "Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan benar, aku tidak memiliki makanan apa-apa." Nabi bersabda lagi, ''''Kalau begitu pergilah kepada orang yang memiliki sedekah Bani Zuraiq dan perintahkan mereka memberikan sedekahnya kepadamu. Setelah itu berikan (sedekah tersebut) kepada enam puluh orang miskin, masing-masing satu wasaq kurma, selebihnya kamu makan beserta keluargamu." Aku lalu kembali menemui teman-teman dan aku katakan kepada mereka, "Ternyata pendapat Nabi sangat luas dan bagus, beda dengan pendapat kalian yang sempit dan buruk. Nabi memerintahkanku untuk mengambil sedekah kalian."

Ibnu Idris berkata, "Bayadhah artinya sebagian dari Bani Zuraiq." (Hasan)

عَنْ خُوَيْلَةَ بِنْتِ مَالِكِ بْنِ ثَعْلَبَةَ قَالَتْ ظَاهَرَ مِنِّي زَوْجِي أَوْسُ بْنُ الصَّامِتِ فَجِئْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشْكُو إِلَيْهِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُجَادِلُنِي فِيهِ وَيَقُولُ اتَّقِي اللَّهَ فَإِنَّهُ ابْنُ عَمِّكِ فَمَا بَرِحْتُ حَتَّى نَزَلَ الْقُرْآنُ { قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا } إِلَى الْفَرْضِ فَقَالَ يُعْتِقُ رَقَبَةً قَالَتْ لَا يَجِدُ قَالَ فَيَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ شَيْخٌ كَبِيرٌ مَا بِهِ مِنْ صِيَامٍ قَالَ فَلْيُطْعِمْ سِتِّينَ مِسْكِينًا قَالَتْ مَا عِنْدَهُ مِنْ شَيْءٍ يَتَصَدَّقُ بِهِ قَالَتْ فَأُتِيَ سَاعَتَئِذٍ بِعَرَقٍ مِنْ تَمْرٍ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَإِنِّي أُعِينُهُ بِعَرَقٍ آخَرَ قَالَ قَدْ أَحْسَنْتِ اذْهَبِي فَأَطْعِمِي بِهَا عَنْهُ سِتِّينَ مِسْكِينًا وَارْجِعِي إِلَى ابْنِ عَمِّكِ. قَالَ وَالْعَرَقُ سِتُّونَ صَاعًا قَالَ أَبُو دَاوُد فِي هَذَا إِنَّهَا كَفَّرَتْ عَنْهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ تَسْتَأْمِرَهُ

 قال الشيخ الألباني : حسن دون قوله والعرق


2214. Dari Khuwailah binti Malik bin Tsa'labah, ia berkata: Suamiku yang bernama Aus bin Ash-Shamit men-zihar-ku, maka aku mengadu kepada Rasulullah SAW. Beliau lalu bersabda, "Takutlah engkau kepada Allah. Dia adalah masih anak pamanmu. " Aku tidak segera pergi sampai akhirnya turun firman Allah, "Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya...." (Qs. Al Mujaadilah [58]: 1) sampai ayat yang menerangkan kewajiban bagi orang yang zhihar. Nabi kemudian bersabda, "Suamimu harus memerdekakan budak." Dia menjawab, "Tidak punya wahai Rasul." Nabi bersabda lagi, "Puasa dua bulan berturut-turut. " Dia menjawab, "Wahai Rasul, suamiku telah tua dan tidak mampu berpuasa." Nabi melanjutkan sabdanya, "Kalau begitu berilah makan enam puluh orang miskin." Dia menjawab lagi, "Ya Rasul, ia tidak memiliki apa-apa yang bisa dijadikan sedekah." Nabi lalu langsung memberikan satu 'araq (keranjang) kurma. Aku pun berkata, "Ya Rasul, aku akan memberikannya satu 'araq lagi." Nabi menjawab, "Bagus, kalau begitu pergilah dan berilah makan enam puluh orang miskin dari kurma ini, lalu kembalilah kamu kepada suamimu. "  Perawi berkata: Satu araq adalah enam puluh sha. Abu Daud berkomentar, "Dalam hal ini berarti istri telah membayarkan kafarat suami tanpa harus diperintah."

Hadits ini hasan, kecuali kalimat, "satu 'araq kurma". Maksudnya adalah enam puluh sha'.

بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ إِلَّا أَنَّهُ قَالَ وَالْعَرَقُ مِكْتَلٌ يَسَعُ ثَلَاثِينَ صَاعًا.

قال الشيخ الألباني : حسن

2215. Dari Khuwailah... sama dengan hadits tadi, dia berkata:... Al 'araq adalah ukuran timbangan yang mencapai tiga puluh sha'. (Hasan)

عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ يَعْنِي بِالْعَرَقِ زِنْبِيلًا يَأْخُذُ خَمْسَةَ عَشَرَ صَاعًا

قال الشيخ الألباني : صحيح

2216. Dari Abu Salamah bin Abdurrahman, ia berkata, '"Araq sama ukurannya dengan tangan orang pendek yang mengambil lima belas sha'. (Shahih)

عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ بِهَذَا الْخَبَرِ قَالَ فَأُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِتَمْرٍ فَأَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَهُوَ قَرِيبٌ مِنْ خَمْسَةِ عَشَرَ صَاعًا قَالَ تَصَدَّقْ بِهَذَا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلَى أَفْقَرَ مِنِّي وَمِنْ أَهْلِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلْهُ أَنْتَ وَأَهْلُكَ.

 قال الشيخ الألباني : حسن

2217. Dari Sulaiman bin Yasar, seperti hadits tersebut, dikatakan bahwa, Rasulullah SAW kemudian diberi kurma, lalu diberikan kepadanya (orang yang bertanya), kurma tersebut mendekati lima belas sha'. Nabi lalu bersabda, "Bersedekahlah dengan kurma ini. " Suaminya menjawab, "Ya Rasul, kepada orang yang lebih fakir dariku?" Nabi menjawab, "Makanlah kurma ini beserta keluargamu. " {Hasan)

عَنْ أَوْسٍ أَخِي عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْطَاهُ خَمْسَةَ عَشَرَ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ إِطْعَامَ سِتِّينَ مِسْكِينًا.

قال الشيخ الألباني : صحيح

2218. Dari Aus —saudara Ubadah bin Ash-Shamit— bahwa Rasulullah SAW memberinya lima belas sha' gandum untuk memberi makan enam puluh orang miskin. {Shahih)

أَنَّ جَمِيلَةَ كَانَتْ تَحْتَ أَوْسِ بْنِ الصَّامِتِ وَكَانَ رَجُلًا بِهِ لَمَمٌ فَكَانَ إِذَا اشْتَدَّ لَمَمُهُ ظَاهَرَ مِنْ امْرَأَتِهِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى فِيهِ كَفَّارَةَ الظِّهَارِ.

 قال الشيخ الألباني : صحيح

2219. Dari Jamilah —istri Aus bin Ash-Shamit—, dikatakan bahwa ada seorang laki-laki bernama Aus yang sedikit gila, dan ketika kegilaannya kambuh dia men-zhihar istrinya, kemudian Allah menurunkan ayat kafarat zhihar. (Shahih)

عَنْ عَائِشَةَ مِثْلَهُ. قال الشيخ الألباني : صحيح

2220. Dari Aisyah, seperti hadits tadi. (Shahih)

عَنْ عِكْرِمَةَ أَنَّ رَجُلًا ظَاهَرَ مِنْ امْرَأَتِهِ ثُمَّ وَاقَعَهَا قَبْلَ أَنَّ يُكَفِّرَ فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ مَا حَمَلَكَ عَلَى مَا صَنَعْتَ قَالَ رَأَيْتُ بَيَاضَ سَاقِهَا فِي الْقَمَرِ قَالَ فَاعْتَزِلْهَا حَتَّى تُكَفِّرَ عَنْكَ. صحيح

2221. Dari Ikrimah: Ada seorang laki-laki mcn-zhihar istrinya, tetapi lelaki tadi kemudian menyetubuhi istrinya sebelum membayar kafarat. la pun mendatangi Nabi dan menceritakan kejadian tersebut. Setelah itu Nabi bersabda, "Apa yang mendorongmu melakukan hal itu?" Lelaki tadi menjawab, "Aku melihat betisnya yang putih bagaikan rembulan." Nabi bersabda, "Jauhi istrimu sampai engkau membayar kafarat." (Shahih)

عَنْ عِكْرِمَةَ أَنَّ رَجُلًا ظَاهَرَ مِنْ امْرَأَتِهِ فَرَأَى بَرِيقَ سَاقِهَا فِي الْقَمَرِ فَوَقَعَ عَلَيْهَا فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَهُ أَنْ يُكَفِّرَ. صحيح

2222. Dari Ikrimah: Ada seorang laki-laki men-zhihar istrinya, tetapi setelah ia melihat kelembutan betis istrinya, ia pun menyetubuhinya. Ia kemudian mendatangi Nabi, beliau pun memerintahkannya agar membayar kafarat. (Shahih)