Shahih Sunan Abu Daud Kitab TALAK 10. Nasakh (Meralat) untuk Ruju' setelah Dijatuhkan Thalak Tiga Kali

Posted by Unknown on Sabtu, 11 Mei 2013



عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ { وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَنْ يَكْتُمْنَ مَا خَلَقَ اللَّهُ فِي أَرْحَامِهِنَّ } الْآيَةَ وَذَلِكَ أَنَّ الرَّجُلَ كَانَ إِذَا طَلَّقَ امْرَأَتَهُ فَهُوَ أَحَقُّ بِرَجْعَتِهَا وَإِنْ طَلَّقَهَا ثَلَاثًا فَنُسِخَ ذَلِكَ وَقَالَ { الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ }

2195. Dari Ibnu Abbas ia berkata: Allah berfirman, "Wanita-wanita yang dithalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya... " (Qs. Al Baqarah [2]: 228). Itu disebabkan seorang suami yang menthalak istrinya berhak untuk kembali kepada istrinya, walaupun sudah menthalak tiga kali. Namun firman tersebut dinasakh (diralat) dengan firman Allah, "Thalak (yang dapat dirujuk) dua kali... " (Qs. Al Baqarah [2]: 229) (Hasan Shahih)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ طَلَّقَ عَبْدُ يَزِيدَ أَبُو رُكَانَةَ وَإِخْوَتِهِ أُمَّ رُكَانَةَ وَنَكَحَ امْرَأَةً مِنْ مُزَيْنَةَ فَجَاءَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ مَا يُغْنِي عَنِّي إِلَّا كَمَا تُغْنِي هَذِهِ الشَّعْرَةُ لِشَعْرَةٍ أَخَذَتْهَا مِنْ رَأْسِهَا فَفَرِّقْ بَيْنِي وَبَيْنَهُ فَأَخَذَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَمِيَّةٌ فَدَعَا بِرُكَانَةَ وَإِخْوَتِهِ ثُمَّ قَالَ لَجُلَسَائِهِ أَتَرَوْنَ فُلَانًا يُشْبِهُ مِنْهُ كَذَا وَكَذَا مِنْ عَبْدِ يَزِيدَ وَفُلَانًا يُشْبِهُ مِنْهُ كَذَا وَكَذَا قَالُوا نَعَمْ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِعَبْدِ يَزِيدَ طَلِّقْهَا فَفَعَلَ ثُمَّ قَالَ رَاجِعْ امْرَأَتَكَ أُمَّ رُكَانَةَ وَإِخْوَتِهِ قَالَ إِنِّي طَلَّقْتُهَا ثَلَاثًا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ قَدْ عَلِمْتُ رَاجِعْهَا وَتَلَا { يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا طَلَّقْتُمْ النِّسَاءَ فَطَلِّقُوهُنَّ لِعِدَّتِهِنَّ }

قَالَ أَبُو دَاوُد وَحَدِيثُ نَافِعِ بْنِ عُجَيْرٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ يَزِيدَ بْنِ رُكَانَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رُكَانَةَ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ الْبَتَّةَ فَرَدَّهَا إِلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَصَحُّ لِأَنَّ وَلَدَ الرَّجُلِ وَأَهْلَهُ أَعْلَمُ بِهِ إِنَّ رُكَانَةَ إِنَّمَا طَلَّقَ امْرَأَتَهُ الْبَتَّةَ فَجَعَلَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاحِدَةً

2196. Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Budak Yazid yang bernama Abu Rukanah bersama saudara-saudaranya telah menthalak Ummu Rukanah, kemudian menikahi wanita lain dari Muzainah. Ummu Rukanah kemudian mendatangi Nabi SAW dan berkata, "Dia (suaminya) sudah tidak lagi membutuhkanku sebagaimana lepasnya rambut ini -ia mengambil seutas rambut dari kepalanya-, maka pisahkanlah antara aku dengan dia." Setelah mendengar hal itu Nabi berantusias menyelesaikan masalah tersebut, maka Nabi memanggil Abu Rukanah dan saudara-saudaranya lalu bersabda kepada orang-orang di sekeliling, "Apakah kalian melihat fulan yang mirip begini dan begini daripada budak Yazid?" Mereka menjawab, "Iya." Nabi lalu bertanya kepada budak Yazid, "Kalau begitu thalaklah istrimu. " Ia pun menthalak istrinya. Nabi kemudian bersabda, "Kembalilah kepada istrimu (Ummu Rukanah) dan saudara-saudaranya." Ia menjawab, "Aku telah menthalaknya tiga kali wahai Nabi." Nabi pun menjawab, "Aku mengerti, kembalilah padanya." Beliau lalu membacakan ayat, "Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar). " (Qs. Ath-Thalaaq [65]: 1)

Abu Daud berkata: Dari Yazid bin Rukanah, bahwa Rukanah menthalak istrinya (thalak tiga), kemudian Nabi SAW mengembalikan istrinya ke pangkuan Rukanah, sekalipun anak dan keluarganya tahu, bahwa Rukanah menthalak istrinya thalak tiga, kemudian Nabi menjadikan thalaknya thalak satu. (Hasan)

عَنْ مُجَاهِدٍ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ ابْنِ عَبَّاسٍ فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ إِنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ ثَلَاثًا قَالَ فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ رَادُّهَا إِلَيْهِ ثُمَّ قَالَ يَنْطَلِقُ أَحَدُكُمْ فَيَرْكَبُ الْحُمُوقَةَ ثُمَّ يَقُولُ يَا ابْنَ عَبَّاسٍ يَا ابْنَ عَبَّاسٍ وَإِنَّ اللَّهَ قَالَ { وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا } وَإِنَّكَ لَمْ تَتَّقِ اللَّهَ فَلَمْ أَجِدْ لَكَ مَخْرَجًا عَصَيْتَ رَبَّكَ وَبَانَتْ مِنْكَ امْرَأَتُكَ وَإِنَّ اللَّهَ قَالَ { يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا طَلَّقْتُمْ النِّسَاءَ فَطَلِّقُوهُنَّ } فِي قُبُلِ عِدَّتِهِنَّ

2197. Dari Mujahid, ia berkata: Aku pernah berada di dekat Ibnu Abbas, beliau didatangi seorang laki-laki dan mengatakan bahwa Ibnu Abbas telah menthalak istrinya tiga kali. Ibnu Abbas terdiam, sehingga aku mengira beliau akan membalas balik pernyataan lelaki tadi. Ibnu Abbas berkata, "Salah seorang diantara kalian beranjak pergi kemudian melakukan kebodohan," Lelaki itu menjawab, "Wahai Ibnu Abbas, Allah telah berfirman, "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. " (Qs. Ath-Thalaaq [65]: 2) Aku melihat Anda termasuk orang yang tidak bertakwa kepada Allah, aku tidak menemukan jalan keluar bagi Anda, Anda telah bermaksiat kepada Allah dan istri Anda telah terthalak bain. Allah berfirman, "Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar)'." {Qs. Ath-Thalaaq [65]: 1) (Shahih)

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِيَاسٍ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ وَأَبَا هُرَيْرَةَ وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ سُئِلُوا عَنْ الْبِكْرِ يُطَلِّقُهَا زَوْجُهَا ثَلَاثًا فَكُلُّهُمْ قَالُوا لَا تَحِلُّ لَهُ حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَهُ

2198. Dari Muhammad bin Iyas: Ibnu Abbas, Abu Hurairah, dan Abdullah bin Amru bin Ash pernah ditanya tentang perawan yang dithalak suaminya tiga kali. Semuanya menjawab, "Perawan tersebut tidak halal bagi suaminya sampai ia menikah dengan lelaki lain." (Shahih)

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي عَيَّاشٍ أَنَّهُ شَهِدَ هَذِهِ الْقِصَّةَ حِينَ جَاءَ مُحَمَّدُ بْنُ إِيَاسِ بْنِ الْبُكَيْرِ إِلَى ابْنِ الزُّبَيْرِ وَعَاصِمِ بْنِ عُمَرَ فَسَأَلَهُمَا عَنْ ذَلِكَ فَقَالَا اذْهَبْ إِلَى ابْنِ عَبَّاسٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ فَإِنِّي تَرَكْتُهُمَا عِنْدَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ثُمَّ سَاقَ هَذَا الْخَبَرَ

Dari Muawiyah bin Abu Ayyasy, dia telah menyaksikan peristiwa ini, ketika Muhammad bin Iyas bin Al Bukair mendatangi Ibnu Zubair dan Ashim bin Umar untuk bertanya tentang perawan yang dithalak suaminya tiga kali. Keduanya menjawab, "Pergilah menuju Ibnu Abbas dan Abu Hurairah, sebab saya meninggalkan keduanya, padahal keduanya berada di dalam rumah Aisyah." Muhammad bin Iyas kemudian menceritakan peristiwa yang terjadi. {Shahih)

قَالَ أَبُو دَاوُد وَقَوْلُ ابْنِ عَبَّاسٍ هُوَ أَنَّ الطَّلَاقَ الثَّلَاثَ تَبِينُ مِنْ زَوْجِهَا مَدْخُولًا بِهَا وَغَيْرَ مَدْخُولٍ بِهَا لَا تَحِلُّ لَهُ حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَهُ هَذَا مِثْلُ خَبَرِ الصَّرْفِ قَالَ فِيهِ ثُمَّ إِنَّهُ رَجَعَ عَنْهُ يَعْنِي ابْنَ عَبَّاسٍ

Abu Daud berkata, "Perkataan Ibnu Abbas, bahwa thalak tiga membuat istri yang telah digauli maupun yang belum digauli harus dipisah dari suaminya, si istri tidak halal bagi suaminya (yang pertama), sehingga ia menikah dengan laki-laki lain," adalah bagaikan kabar sharfi (penukaran). Perawi berkata: Kemudian Ibnu Abbas mengatakan hal itu, untuk menukar fatwanya (yaitu thalak tiga dianggap thalak satu). (Shahih)

ابْنُ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ أَبَا الصَّهْبَاءِ قَالَ لِابْنِ عَبَّاسٍ أَتَعْلَمُ أَنَّمَا كَانَتْ الثَّلَاثُ تُجْعَلُ وَاحِدَةً عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَثَلَاثًا مِنْ إِمَارَةِ عُمَرَ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ نَعَمْ

2200. Dari Thawus: Abu Shahba' berkata kepada Ibnu Abbas, "Apakah engkau mengerti bahwa pada masa Rasulullah SAW dan Abu Bakar, thalak tiga dianggap jatuh satu dan baru dianggap jatuh thalak tiga pada masa Umar?" Ibnu Abbas menjawab, "Ya." {Shahih: Muslim)