Shahih Sunan Abu Daud Kitab NIKAH 20. Wali dalam Nikah

Posted by Unknown on Sabtu, 11 Mei 2013




عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ نَكَحَتْ بِغَيْرِ إِذْنِ مَوَالِيهَا فَنِكَاحُهَا بَاطِلٌ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَإِنْ دَخَلَ بِهَا فَالْمَهْرُ لَهَا بِمَا أَصَابَ مِنْهَا فَإِنْ تَشَاجَرُوا فَالسُّلْطَانُ وَلِيُّ مَنْ لَا وَلِيَّ لَهُ

2083. Diriwayatkan oleh Aisyah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, "Setiap wanita yang menikah tanpa izin dari walinya, maka pernikahannya batal, Rasulullah SAW mengulanginya tiga kali. Apabila ia telah menggaulinya, maka wanita tersebut berhak mendapatkan mahar (mas kawin). Apabila terjadi perselisihan, maka sulthan (penguasa) adalah wali bagi mereka yang tidak mempunyai wali. " (shahih)

عَنْ أَبِي مُوسَى أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا نِكَاحَ إِلَّا بِوَلِيٍّ

2085. Diriwayatkan oleh Abu Musa Al Asy'ari, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak ada nikah kecuali dengan adanya wali (shahih)

عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ أَنَّهَا كَانَتْ عِنْدَ ابْنِ جَحْشٍ فَهَلَكَ عَنْهَا وَكَانَ فِيمَنْ هَاجَرَ إِلَى أَرْضِ الْحَبَشَةِ فَزَوَّجَهَا النَّجَاشِيُّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ عِنْدَهُمْ

2086. Diriwayatkan oleh Ummu Habibah, sesungguhnya dahulu ia adalah istri dari Ibnu Jahsy, kemudian suaminya meninggal. Suaminya adalah salah seorang yang berhijrah ke tanah Habasyah, maka Najasy (Raja Habasyah saat itu) menikahkan Ummu Habibah dengan Rasululah SAW. Saat itu Ummu Habibah berada di tengah-tengah bangsa Habasyah. {shahih)