Shahih Sunan Abu Daud Kitab MINUMAN 7. Bejana-Bejana

Posted by Unknown on Selasa, 14 Mei 2013



عَنْ ابْنِ عُمَرَ وَابْنِ عَبَّاسٍ قَالَا نَشْهَدُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ الدُّبَّاءِ وَالْحَنْتَمِ وَالْمُزَفَّتِ وَالنَّقِيرِ

3690. Dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas, mereka berkata, "Kami bersaksi bahwa Rasulullah SAW melarang penggunaan Ad-Dubba' (wadah dari kayu), Al Hantam (wadah dari tanah liat dan darah), Al Muzqffat (wadah yang dilapisi ter), dan An-Naqiir (wadah yang dilapisi ter)" (Shahih : Muslim)

عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ حَرَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيذَ الْجَرِّ فَخَرَجْتُ فَزِعًا مِنْ قَوْلِهِ حَرَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيذَ الْجَرِّ فَدَخَلْتُ عَلَى ابْنِ عَبَّاسٍ فَقُلْتُ أَمَا تَسْمَعُ مَا يَقُولُ ابْنُ عُمَرَ قَالَ وَمَا ذَاكَ قُلْتُ قَالَ حَرَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيذَ الْجَرِّ قَالَ صَدَقَ حَرَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيذَ الْجَرِّ قُلْتُ وَمَا الْجَرُّ قَالَ كُلُّ شَيْءٍ يُصْنَعُ مِنْ مَدَرٍ

3691. Dari Abdullah bin Umar, perawi berkata: Rasulullah SAW telah mengharamkan Nabidz Al Jarr. Ketika Abdullah bin Umar mendengar hal tersebut, ia pun terkejut. Ia lalu menemui Ibnu Abbas untuk menanyakan hal tersebut, "Apakah kamu pernah mendengar kata Ibnu Umar?" dia berkata, "Apa itu?" saya menjawab, "Rasulullah telah mengharamkan Nabidz Al Jarr" dia pun berkata, "Dia benar, Rasulullah telah mengharamkan Nabidz Al-Jarr! saya katakan, "Apakah Jarr itu?" dia menjawab, "Sesuatu (bejana) yang dibuat dari tanah liat." {Shahih: Muslim)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ وَهَذَا حَدِيثُ سُلَيْمَانَ قَالَ قَدِمَ وَفْدُ عَبْدِ الْقَيْسِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا هَذَا الْحَيَّ مِنْ رَبِيعَةَ قَدْ حَالَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ كُفَّارُ مُضَرَ وَلَيْسَ نَخْلُصُ إِلَيْكَ إِلَّا فِي شَهْرٍ حَرَامٍ فَمُرْنَا بِشَيْءٍ نَأْخُذُ بِهِ وَنَدْعُو إِلَيْهِ مَنْ وَرَاءَنَا قَالَ آمُرُكُمْ بِأَرْبَعٍ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ أَرْبَعٍ الْإِيمَانُ بِاللَّهِ وَشَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَعَقَدَ بِيَدِهِ وَاحِدَةً وَقَالَ مُسَدَّدٌ الْإِيمَانُ بِاللَّهِ ثُمَّ فَسَّرَهَا لَهُمْ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ وَأَنْ تُؤَدُّوا الْخُمُسَ مِمَّا غَنِمْتُمْ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ الدُّبَّاءِ وَالْحَنْتَمِ وَالْمُزَفَّتِ وَالْمُقَيَّرِ

3692. Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Utusan dari Abd Al Qais datang menghadap Rasulullah SAW, mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, daerah ini adalah daerah kabilah Rabi'ah!, antara kami dan engkau dihalangi oleh kaum kufar yang jahat, sehingga kami tidak bisa sampai kepadamu kecuali pada bulan-bulan Haram. Oleh karena itu, perintahkanlah kami untuk melakukan sesuatu, guna menjadi pegangan kami dan mengajak orang-orang yang di belakang untuk turut serta!" Beliau bersabda, "Aku perintahkan kalian untuk tidak meninggalkan empat perkara, yaitu: beriman kepada Allah, bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah... Beliau mengepalkan tangannya yang satu, —beliau lalu menerangkan maksud ucapannya:— bersaksilah bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan bagikanlah seperlima bagian harta ghanimah. Aku juga melarang kalian menggunakan empat bejana; Ad-Dubba' Al Hantam, Al Muzaffat, dan Al Muqayyar." (Shahih: An-Nasal [5031] dan Muttafaq 'Alaih)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِوَفْدِ عَبْدِ الْقَيْسِ أَنْهَاكُمْ عَنْ النَّقِيرِ وَالْمُقَيَّرِ وَالْحَنْتَمِ وَالدُّبَّاءِ وَالْمُزَادَةِ الْمَجْبُوبَةِ وَلَكِنْ اشْرَبْ فِي سِقَائِكَ وَأَوْكِهْ

3693. Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW berkata kepada para utusan dari Abd Al Qais, "Aku melarang kalian menggunakan An-Naqir, Al Muqayyar, Al Hantam, Ad-Dubba\ dan Al Muzaadah Al Majbaubah (tempat minum yang semua bagiannya tertutup rapat, sehingga membuatnya menjadi khamer). Akan tetapi minumlah dari tempat minum yang ada tali penutup dan pembukanya." (Shahih: Muttafaq 'Alaih)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي قِصَّةِ وَفْدِ عَبْدِ الْقَيْسِ قَالُوا فِيمَ نَشْرَبُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ فَقَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْكُمْ بِأَسْقِيَةِ الْأَدَمِ الَّتِي يُلَاثُ عَلَى أَفْوَاهِهَا

3694. Dari Ibnu Abbas tentang kisah utusan Abd Al Qais, mereka bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, dengan apa sebaiknya kami minum?" Beliau menjawab, "Gunakanlah bejana dari kulit binatang yang bisa dililitkan atau diikat dengan tali. " (Shahih: Muslim), 1/36-37, dari Abu Said

عَنْ عَوْفٍ عَنْ أَبِي الْقَمُوصِ زَيدِ بْنِ عَلِيٍّ حَدَّثَنِي رَجُلٌ كَانَ مِنْ الْوَفْدِ الَّذِينَ وَفَدُوا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ عَبْدِ الْقَيْسِ يَحْسَبُ عَوْفٌ أَنَّ اسْمَهُ قَيْسُ بْنُ النُّعْمَانِ فَقَالَ لَا تَشْرَبُوا فِي نَقِيرٍ وَلَا مُزَفَّتٍ وَلَا دُبَّاءٍ وَلَا حَنْتَمٍ وَاشْرَبُوا فِي الْجِلْدِ الْمُوكَى عَلَيْهِ فَإِنْ اشْتَدَّ فَاكْسِرُوهُ بِالْمَاءِ فَإِنْ أَعْيَاكُمْ فَأَهْرِيقُوهُ

3695. Dari Auf, dari Abu Al Qalush Zaid bin Ali, dia berkata: Seorang lelaki —utusan Abd Al Qais untuk menghadap Rasulullah. Menurut Auf lelaki itu bernama Qais bin An-Nu'man— berkata kepadaku, Janganlah kalian minum dengan menggunakan Naqir, Muzaffat, Dubba' dan Hantam. Minumlah dengan menggunakan kulit yang ada tali penutup dan pembukanya. Jika wadah itu mengeras maka lunakanlah dengan air, jika telah lunak maka tumpahkanlah. (Shahih), Ash-Shahihah 2425

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ وَفْدَ عَبْدِ الْقَيْسِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ فِيمَ نَشْرَبُ قَالَ لَا تَشْرَبُوا فِي الدُّبَّاءِ وَلَا فِي الْمُزَفَّتِ وَلَا فِي النَّقِيرِ وَانْتَبِذُوا فِي الْأَسْقِيَةِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَإِنْ اشْتَدَّ فِي الْأَسْقِيَةِ قَالَ فَصُبُّوا عَلَيْهِ الْمَاءَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ لَهُمْ فِي الثَّالِثَةِ أَوْ الرَّابِعَةِ أَهْرِيقُوهُ ثُمَّ قَالَ إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيَّ أَوْ حُرِّمَ الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْكُوبَةُ قَالَ وَكُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ

قَالَ سُفْيَانُ فَسَأَلْتُ عَلِيَّ بْنَ بَذِيمَةَ عَنْ الْكُوبَةِ قَالَ الطَّبْلُ

3696. Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Para utusan Abd Al Qais bertanya, "Wahai Rasulullah SAW, dengan apa kami harus minum?" Beliau menjawab, "Janganlah kalian minum dengan menggunakan Ad-Dubba' Al Muzaffat, dan An-Naqiir. Simpanlah angur-anggurmu dalam bejana dari kulit binatang." Mereka bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, jika anggur-anggur itu mengeras dalam bejana tersebut?" Beliau berkata, "Siramlah dengan air." Mereka bertanya lagi, "Wahai Rasulullah...," Beliau lalu menjawabnya hingga sampai ketiga atau keempat kalinya, "Tumpahkanlah." Beliau pun berkata, "Allah telah melarang khamer kepadaku -atau: khamer itu telah diharamkan-begitu juga dengan judi dan Al Kubah (gendang). " "Semua yang memabukkan hukumnya haram. "

Sufyan (perawinya) berkata, "Aku lalu menanyakan tentang kubah kepada Ali bin Badzimah (gurunya)." Dia menjawab, "Al Kuubah adalah Ath-Thabl (gendang).'" (Shahih), Ash-Shahihah, 1806 dan 2425

عَنْ عَلِيٍّ عَلَيْهِ السَّلَام قَالَ نَهَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الدُّبَّاءِ وَالْحَنْتَمِ وَالنَّقِيرِ وَالْجِعَةِ

3697. Dari Ali (bin Abu Thalib), dia berkata: Rasulullah SAW melarang kami menggunakan Ad-Dubba' Al Hantum, An-Naqir, dan Al Ji 'ah (jenis khamer dari sari gandum)." (Shahih)

عَنْ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَيْتُكُمْ عَنْ ثَلَاثٍ وَأَنَا آمُرُكُمْ بِهِنَّ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا فَإِنَّ فِي زِيَارَتِهَا تَذْكِرَةً وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ الْأَشْرِبَةِ أَنْ تَشْرَبُوا إِلَّا فِي ظُرُوفِ الْأَدَمِ فَاشْرَبُوا فِي كُلِّ وِعَاءٍ غَيْرَ أَنْ لَا تَشْرَبُوا مُسْكِرًا وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ لُحُومِ الْأَضَاحِيِّ أَنْ تَأْكُلُوهَا بَعْدَ ثَلَاثٍ فَكُلُوا وَاسْتَمْتِعُوا بِهَا فِي أَسْفَارِكُمْ

3698. Dari Buraidah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Aku pernah melarang kalian tentang tiga hal, namun sekarang aku memerintahkan kalian untuk melakukannya; aku telah melarang kalian untuk ziarah kubur, namun sekarang berziarahlah, karena dalam ziarah terdapat peringatan (tentang kematian). Aku pernah melarang kalian untuk minum dari beberapa bejana, namun sekarang minumlah, hanya saja jangan minum-minuman yang memabukkan. Aku juga pernah melarang kalian memakan daging Kurban setelah masa tiga hari, namun sekarang makan dan nikmatilah makanan dan minuman itu ketika kalian dalam perjalanan (bepergian)." (Shahih)

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ لَمَّا نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْأَوْعِيَةِ قَالَ قَالَتْ الْأَنْصَارُ إِنَّهُ لَا بُدَّ لَنَا قَالَ فَلَا إِذَنْ

3699. Dari Jabir bin Abdullah, dia berkata: Ketika Rasulullah SAW melarang penggunaan bejana, dia berkata (perawi): Kaum Anshar bertanya, "Barang-barang itu adalah keperluan pokok kami (sesuatu yang harus ada)." Dia menjawab, "Kalau begitu, sekarang tidak boleh." (Shahih)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَوْعِيَةَ الدُّبَّاءَ وَالْحَنْتَمَ وَالْمُزَفَّتَ وَالنَّقِيرَ فَقَالَ أَعْرَابِيٌّ إِنَّهُ لَا ظُرُوفَ لَنَا فَقَالَ اشْرَبُوا مَا حَلَّ

3700. Dari Abdullah bin Amru, dia berkata: Rasulullah SAW telah menyebutkan beberapa bejana yang diantaranya adalah: Ad-Dubba' Al Hantam, Al Muzaffat, dan An-Naqiir. Seorang Badui berkata, "Kami tidak mempunyai bejana (selain itu)." Beliaupun bersabda, "Minumlah minuman yang halal (Shahih), Ash-Shahihah, 886

بِإِسْنَادِهِ قَالَ اجْتَنِبُوا مَا أَسْكَرَ

3701. Dari Abdullah bin Amru dengan sanadnya ...sanadnya sama dengan hadits tadi, dia berkata: Jauhilah segala sesuatu yang memabukkan. (Shahih), lihat hadits sebelumnya

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كَانَ يُنْبَذُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سِقَاءٍ فَإِذَا لَمْ يَجِدُوا سِقَاءً نُبِذَ لَهُ فِي تَوْرٍ مِنْ حِجَارَةٍ

3702. Dari Jabir bin Abdullah, dia berkata: Rasulullah SAW biasa dibuatkan minuman anggur oleh para sahabatnya dalam wadah dari kulit. Namun jika mereka tidak menemukan wadah tersebut maka mereka membuatkannya dalam bejana dari batu. (Shahih)