Shahih Sunan Abu Daud Kitab JUAL BELI 79. Orang yang Memakan Harta Anaknya

Posted by Unknown on Selasa, 14 Mei 2013



عَنْ عُمَارَةَ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ عَمَّتِهِ أَنَّهَا سَأَلَتْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فِي حِجْرِي يَتِيمٌ أَفَآكُلُ مِنْ مَالِهِ فَقَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَطْيَبِ مَا أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ وَوَلَدُهُ مِنْ كَسْبِهِ

3528. Dari Umarah bin Umair, dari bibinya: Bibi tersebut pernah bertanya kepada Aisyah, "Dalam tanggunganku terdapat anak yatim, maka apakah aku boleh memakan hartanya?" Aisyah berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya makanan terbaik yang dimakan oleh seseorang adalah makanan yang dihasilkan dari usahanya sendiri dan hasil usaha anaknya'. " (Shahih: Ibnu Majah) 2137

عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ وَلَدُ الرَّجُلِ مِنْ كَسْبِهِ مِنْ أَطْيَبِ كَسْبِهِ فَكُلُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ

قَالَ أَبُو دَاوُد حَمَّادُ بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ زَادَ فِيهِ إِذَا احْتَجْتُمْ وَهُوَ مُنْكَرٌ

3529. Dari Aisyah: Rasulullah SAW bersabda, "Anak seseorang adalah hasil usahanya, termasuk hasil usahanya yang paling baik, maka makanlah dari harta mereka. " (Hasan Shahih: Ibnu Majah) 2292

Dalam riwayat lain ada tambahan: "Jika kalian membutuhkan." Tambahan ini statusnya mungkar.

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي مَالًا وَوَلَدًا وَإِنَّ وَالِدِي يَحْتَاجُ مَالِي قَالَ أَنْتَ وَمَالُكَ لِوَالِدِكَ إِنَّ أَوْلَادَكُمْ مِنْ أَطْيَبِ كَسْبِكُمْ فَكُلُوا مِنْ كَسْبِ أَوْلَادِكُمْ

3530. Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash: Seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku mempunyai harta dan anak laki-laki, sedangkan orang tuaku membutuhkan hartaku." Rasulullah SAW pun bersabda, "Kamu dan hartamu adalah milik orang tuamu. Sesungguhnya anak-anakmu termasuk hasil usahamu yang paling baik, maka makanlah dari hasil usaha anak-anakmu. " (Hasan Shahih: Ibnu Majah) 2292