Shahih Sunan Abu Daud Kitab ADAB 51. Larangan Bersikap Melampaui Batas (dalam Keburukan)

Posted by Unknown on Kamis, 09 Mei 2013



قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كَانَ رَجُلَانِ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ مُتَوَاخِيَيْنِ فَكَانَ أَحَدُهُمَا يُذْنِبُ وَالْآخَرُ مُجْتَهِدٌ فِي الْعِبَادَةِ فَكَانَ لَا يَزَالُ الْمُجْتَهِدُ يَرَى الْآخَرَ عَلَى الذَّنْبِ فَيَقُولُ أَقْصِرْ فَوَجَدَهُ يَوْمًا عَلَى ذَنْبٍ فَقَالَ لَهُ أَقْصِرْ فَقَالَ خَلِّنِي وَرَبِّي أَبُعِثْتَ عَلَيَّ رَقِيبًا فَقَالَ وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لَكَ أَوْ لَا يُدْخِلُكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ فَقَبَضَ أَرْوَاحَهُمَا فَاجْتَمَعَا عِنْدَ رَبِّ الْعَالَمِينَ فَقَالَ لِهَذَا الْمُجْتَهِدِ أَكُنْتَ بِي عَالِمًا أَوْ كُنْتَ عَلَى مَا فِي يَدِي قَادِرًا وَقَالَ لِلْمُذْنِبِ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِي وَقَالَ لِلْآخَرِ اذْهَبُوا بِهِ إِلَى النَّارِ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَوْبَقَتْ دُنْيَاهُ وَآخِرَتَهُ

4901. Dari Abu Hurairah RA aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua orang Bani Israil yang saling bersahabat, salah satunya melakukan dosa dan yang lain adalah orang yang giat dalam ibadah. Dan ia senantiasa giat meskipun melihat saudaranya berdosa. Maka ia (pendosa) berkata, 'Berhentilah! Suatu ketika ia menemukan temannya melakukan dosa,' Ia berkata lagi padanya, 'Berhentilah.' Maka ia menjawab, 'Biarkanlah aku bersama Tuhanku. Apakah kau diutus untuk menjadi pengawas bagiku? Ia kembali berkata, 'Demi Allah kamu tidak akan mendapat ampunan atauAllah tidak akan memasukkan ke surga.' Maka digenggamlah (dicabut) ruh kedua orang tadi dan berkumpul di sisi Tuhan semesta alam. Orang yang giat (beribadah) di tanya, 'Apakah kau lebih tahu dari-Ku? Atau engkau mampu melakukan apa yang ada dalam kekuasaan-Ku?' Dikatakan bagi pendosa, 'Masuklah engkau ke surga dengan rahmat-Ku.' Dikatakan bagi yang lain (si giat), 'Pergilah kalian ke neraka'. " Abu Hurairah RA berkata, "Demi jiwaku yang berada dalam genggamannya, tidak ada suatu ucapan pun yang akan kekal bagi dunia dan akhiratnya." Shahih: Al Misykah (2347) edisi kedua, Ath-Thahawiyah (296)

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِثْلُ الْبَغْيِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ

4902. Dari Abu Bakrah, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada suatu dosa yang lebih pantas atau lebih benar Allah percepat hukumannya bagi pelakunya di dunia di samping ada penghinaan (siksaan) baginya di akhirat, daripada dosa karena melampaui batas (kezhaliman) dan pemutus hubungan kekeluargaan." Shahih: Ibnu Majah (4211)