Shahih Bukhari -Imam Bukhari- Kitab Jenazah Bab 35: Nabi Bersedih atas Kematian Sa'ad bin Khaulah

Posted by Unknown on Senin, 29 April 2013





653. Sa'ad bin Abi Khaulah رضي الله عنه berkata, "Rasulullah menjengukku pada tahun Haji Wada' (ketika aku di Mekah 3/186) karena sakit keras yang menimpaku (apakah aku akan sembuh darinya menghadapi kematian 4/267). (Dan dia tidak suka meninggal dunia di negeri yang dia tinggalkan hijrah). Aku berkata, 'Sesungguhnya sakitku telah parah seperti apa yang engkau lihat, dan aku mempunyai harta, padahal yang mewarisi aku hanyalah seorang anak wanita. Apakah boleh aku mewasiatkan seluruh hartaku?' Nabi menjawab, 'Tidak.' Aku berkata (6/189), 'Apakah boleh aku sedekahkan dua pertiga hartaku? (dan aku tinggalkan sepertiganya? (7/6) Beliau bersabda, 'Jangan.' Aku bertanya, 'Separo (dan aku tinggalkan separonya)?' Beliau menjawab, 'Jangan.' Aku bertanya, 'Apakah boleh aku wasiatkan sepertiga dan aku tinggalkan dua pertiga untuknya?' Beliau bersabda, 'Sepertiga, dan sepertiga itu besar atau banyak. Karena engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya itu adalah lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan fakir, minta-minta kepada orang-orang. Sesungguhnya engkau tidak menafkahkan suatu nafkah dengan mengharapkan ridha Allah melainkan engkau pasti diberi pahala, (dalam satu riwayat: maka yang demikian itu menjadi sedekah bagimu), hingga apa yang engkau letakkan di dalam mulut istrimu.' Kemudian beliau meletakkan tangan beliau ke wajah beliau, lalu mengusapkan tangan beliau ke wajah dan tanganku, seraya berkata, 'Ya Allah, sembuhkanlah Sa'ad, dan sempurnakanlah hijrahnya.' Maka, aku senantiasa merasakan dinginnya tangan beliau di dadaku hingga sekarang. Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, aku ketinggalan oleh teman-temanku?' (Dan dalam satu riwayat: 'doakanlah agar Allah tidak mengembalikanku ke belakang lagi.' 3/187). Beliau bersabda, 'Sesungguhnya engkau tidak ketinggalan. Karena tidaklah engkau melakukan suatu amal saleh (dengan mengharapkan ridha Allah) kecuali engkau bertambah derajat dan ketinggianmu. Kemudian mudah-mudahan engkau tidak akan tertinggal (meninggal di Mekah) sehingga orang-orang itu mendapat manfaat denganmu dan orang-orang lain mendapat mudharat. Ya Allah, lestarikanlah hijrah sahabat-sahabatku dan janganlah Engkau kembalikan mereka ke belakang (jangan Engkau jadikan murtad - penj.).'" Akan tetapi, orang yang merana adalah Sa'ad bin Khaulah yang diratapi oleh Rasulullah karena meninggal di Mekah. (Sa'ad berkata 7/160),[25] "Rasulullah bersedih atas kematiannya di Mekah." (Sufyan berkata, "Sa'ad bin Khaulah adalah seorang lelaki dari bani Amir bin Luai." 8/6).



[25] Tambahan ini menjadikan al-Hafizh kesulitan, sehingga ia tidak menyebutkannya. Bahkan, karena ia tidak menyebutkannya ketika mensyarah hadits ini, maka ia berpendapat bahwa perkataan, "Rasulullah bersedih atas kematiannya di Mekah", sebagai mudraj 'sisipan' dalam hadits, dari perkataan az-Zuhri. Padahal, sebenarnya tidak demikian. Tetapi, perkataan ini termasuk bagian dari hadits itu sebagaimana ditunjuki oleh konteks. Tambahan ini dikuatkan dalam ash-shahih, dan ini dengan kenyataan dalil-dalilnya yang banyak justru menunjukkan halusnya "orang yang akan meninggal" ini dan banyaknya faedahnya. Maka, segala puji kepunyaan Allah atas taufik-Nya, dan aku memohon tambahan karunia-Nya. Sa'ad dalam tambahan ini adalah Ibnu Abi Waqqash yang meriwayatkan hadits ini.