Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 75: Memaafkan Dan Tidak Menghiraukan Orang-orang Yang Bodoh

Posted by Unknown on Jumat, 19 April 2013


Nomor: 640

Dari Aisyah رضي الله عنها, bahwasanya ia berkata kepada Nabi صلی الله عليه وسلم: "Adakah pernah datang pada Tuan suatu hari yang lebih sukar penderitaannya daripada hari peperangan Uhud?" Beliau صلی الله عليه وسلمmenjawab: "Ya, saya benar-benar pernah menemui peristiwa gawat itu dari kaummu. Sesuatu yang saya hadapi yang terberat penderitaannya dari mereka itu ialah pada hari 'Aqabah. Pada suatu ketika saya menawarkan diriku kepada Ibnu Abdi Jalil bin Aban Kulal - salah seorang terkemuka di daerah Thaif dan kedatangan Nabi صلی الله عليه وسلم ke situ adalah untuk meminta bantuan. Tetapi ia tidak mengabulkan apa-apa yang saya kehendaki. Selanjutnya sayapun berangkatlah - kembali - dan saya dalam keadaan dukacita, tampak di wajahku. Saya tidak sadar dari keadaan sedemikian itu melainkan setelah saya berada di Qarnuts Tsa'alib - nama suatu tempat. Kemudian saya mengangkat kepalaku, tiba-tiba tampaklah suatu awan yang menaungi diriku. Saya melihat ke atas dan sekonyong-konyong disitu ada Jibril Alaihis-salam. Ia mengundang saya, lalu berkata: "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mendengar perihal pembicaraan kaum Tuan kepada Tuan dan bagaimana cara penolakan mereka atas permintaan Tuan itu. Allah kini mengutus untuk Tuan malaikat penjaga gunung-gunung supaya Tuan dapat menyuruhnya tentang apa saja yang Tuan inginkan." Seterusnya malaikat penjaga gunung-gunung itu mengundang saya, lalu mem-beri salam terus berkata: "Hai Muhammad, sesungguhnya Allah telah mendengar apa yang dikatakan oleh kaum Tuan kepada Tuan dan saya adalah malaikat penjaga gunung- gunung. Tuhanku mengutus saya untuk Tuan agarTuan menyuruh saya dengan mematuhi perintah Tuan. Maka apakah kiranya Tuan suka, sekiranya Tuan menginginkan, jikalau umpamanya saya tutupkan saja atas kaum Tuan itu dua buah gunung ini?" Nabi صلی الله عليه وسلم lalu bersabda: "Bahkan saya mengharapkan agar Allah mengeluarkan dari tulang rusuk kaumku itu orang yang suka menyembah kepada Allah yang Maha Esa serta tidak menyekutukan sesuatu denganNya." Jadi tawaran malaikat penjaga gunung itu tidak diterima, bahkan mendoakan semoga di antara kaumnya itu ada yang menjadi orang mu'min dan Muslim. (Muttafaq 'alaih)

Al-akhsyaban ialah dua gunung yang mengeliling kota Makkah, sedang al-akhsyab artinya ialah gunung besar.

Nomor: 641

Dari Aisyah رضي الله عنها pula, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم itu samasekali tidak pernah memukul dengan tangannya, baik terhadap seseorang wanita ataupun pelayan, melainkan di waktu beliau صلی الله عليه وسلم sedang berjihad fi-sabilillah - yakni di medan pertempuran melawan kaum kafir. Tidak pernah pula beliau صلی الله عليه وسلمitu terkena sesuatu yang menyakiti, lalu memberikan pembalasan kepada orang yang berbuat terhadap beliau itu, kecuali jikalau ada sesuatu dari larangan-larangan Allah dilanggar, maka beliau memberikan pembalasan karena mengharapkan keridhaan Allah Ta'ala." (Riwayat Muslim)

Nomor: 642

Dari Anas رضي الله عنه, katanya: "Saya berjalan bersama Rasulullah صلی الله عليه وسلمdan beliau mengenakan baju buatan negeri Najran yang kasar tepinya, kemudian beliau disusul oleh seorang A'rab - penduduk negeri Arab bagian pedalaman, lalu ditariklah selendang beliau itu dengan tarikan yang keras sekali. Saya - Anas - melihat pada tepi leher Nabi صلی الله عليه وسلم dan a mat membekas sekali tepi pakaian tadi karena amat sangat ditariknya. Selanjutnya orang A'rab itu berkata: "Ya Muhammad, perintahkanlah untuk memberikan padaku sesuatu dari harta Allah yang ada di sisi Tuan." Nabi صلی الله عليه وسلم lalu menoleh pada orang itu terus ketawa dan selanjutnya menyuruh supaya orang tadi diberi sesuatu pemberian sedekah." (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 643

Dari Ibnu Mas'ud رضي الله عنه, katanya: "Seolah-olah - sekarang -saya masih dapat melihat kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم ketika beliau menceriterakan seseorang Nabi dari para Nabi-nabi shalawatullah wasalamuhu'alaihim, yaitu ketika Nabi tadi dipukul oleh kaumnya, sehingga mereka menyebabkan keluar darahnya dan Nabi itu mengusap darah tersebut dari wajahnya sambil berdoa: "Ya Allah, ampunilah kaumku, karena sesungguhnya mereka itu tidak mengerti." (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 644

Dari Abu Hurairah رضي الله عنهbahwasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلمbersabda:

"Bukannya orang yang keras - yang terpuji menurut syara' - itu orang yang menang dalam perkelahian, tetapi yang dinamakan orang keras ialah orang yang dapat memiliki- menguasai -dirinya di waktu marah." (Muttafaq 'alaih)