Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 73: Bagusnya Budipekerti

Posted by Unknown on Jumat, 19 April 2013




Nomor: 618

Dari Anas رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم itu adalah sebaik-baik manusia dalam hal budipekertinya." (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 619

Dari Anas رضي الله عنه pula, katanya: "Saya tidak pernah memegang suatu sutera tebal ataupun sutera tipis yang rasanya lebih halus daripada tapak tangan Rasulullah صلی الله عليه وسلم Saya juga tidak pernah mencium satu bau-bauanpun yang lebih harum daripada bau Rasulullah صلی الله عليه وسلم Saya telah melayani Rasulullah صلی الله عليه وسلم selama sepuluh tahun, maka beliau tidak pernah samasekali mengucapkan "cis" pada saya, juga tidak pernah bersabda: "Mengapa engkau lakukan itu," untuk sesuatu yang saya lakukan, atau bersabda: "Alangkah baiknya kalau engkau melakukan begini," untuk sesuatu yang tidak saya lakukan." (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 620

Dari as-Sha'bu bin Jatstsamah رضي الله عنه, katanya: "Saya pernah memberikan hadiah kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلم berupa seekor keledai liar, kemudian beliau صلی الله عليه وسلم mengembalikannya pada saya. Setelah beliau melihat kecemasan yang tampak di mukaku, lalu beliau صلی الله عليه وسلمbersabda: "Kita tidak mengembalikannya itu padamu, melainkan karena kita ini sedang melakukan ihram." (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 621

Dari an-Nawwas bin Sam'an رضي الله عنه, katanya: "Saya bertanya kepada Rasulullah صلی الله عليه وسلمperihal kebajikan dan dosa. Beliau صلی الله عليه وسلم lalu bersabda: "Kebajikan itu ialah baiknya budipekerti dan dosa itu ialah apa-apa yang engkau rasakan bimbang dalam dada - yakni hati - dan engkau tidak suka kalau hal itu diketahui oleh orang banyak."

(Riwayat Muslim)

Nomor: 622

Dari Abdullah bin Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم itu bukan seorang yang kotor - baik kata-katanya atau tindakannya - dan tidak pula seorang yang bersengaja hendak berbuat kekotoran - baik kata-kata atau tindakannya." Beliau صلی الله عليه وسلمbersabda: "Sesungguhnya termasuk dalam golongan orang-orang yang terpilih di antara engkau semua adalah orang yang terbaik budipekertinya." (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 623

Dari Abu darda' رضي الله عنهbahwasanya Nabi صلی الله عليه وسلمbersabda: "Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan amalannya seseorang mu'min besok pada hari kiamat daripada baiknya budipekerti dan sesungguhnya Allah itu membenci kepada seorang yang kotor serta rendah kata-katanya - yakni yang senantiasa memperbincangkan kemesuman, kejahatan dan Iain-Iain."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih.

Nomor: 624

Dari Abu Hurairah رضي الله عنهkatanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلمditanya tentang apakah sebagian besar amalan yang memasukkan para manusia itu dalam syurga. Beliau صلی الله عليه وسلمmenjawab: "Yaitu bertaqwa kepada Allah dan bagusnya budipekerti." Beliau ditanya pula tentang apakah sebagian besar amalan yang memasukkan para manusia dalam neraka. Beliau menjawab: "Yaitu karena perbuatan mulut dan kemaluan."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

Nomor: 625

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه pula, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلمbersabda:

"Sesempurna-sempurnanya kaum mu'minin dalam hal keimanannya ialah yang terbaik budipekertinya di antara mereka itu sedang orang-orang yang pilihan di antara engkau semua itu ialah yang terbaik hubungan - pergaulannya - dengan isteri-isterinya."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa Hadis ini adalah hasan shahih.

Nomor: 626

Dari Aisyah رضي الله عنها, katanya: "Saya mendengar Nabi صلی الله عليه وسلمbersabda:

"Sesungguhnya seorang mu'min itu niscayalah dapat mencapai derajatnya seorang yang berpuasa - pada siang harinya - dan berdiri bersembahyang - pada malam harinya - dengan sebab kebaikan budipekertinya itu." (Riwayat Abu Dawud)

Nomor: 627

Dari Abu Umamah al-Bahili رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلمbersabda:

"Saya adalah seorang yang memberikan jaminan untuk memperoleh sebuah rumah dalam halaman syurga bagi seseorang yang meninggalkan memberikan bantahan, sekalipun ia merasa dalam kebenaran -apa yang dibantahnya itu, juga sebuah rumah di tengah syurga bagi seseorang yang meninggalkan dusta, sekalipun dengan maksud bersenda gurau, demikian pula sebuah rumah di tanah tinggi syurga bagi seorang yang memperbaiki budipekertinya."

Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

Azza'im artinya seorang yang memberikan jaminan. Makna aslinya ialah pemimpin.

Nomor: 628

Dari Jabir رضي الله عنهbahwasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلمbersabda: "Sesungguhnya termasuk golongan orang yang paling saya cintai di antara engkau semua serta yang terdekat kedudukannya dengan saya pada hari kiamat ialah yang terbaik budipekertinya di antara engkau semua itu, dan sesungguhnya termasuk golongan orang yang paling saya benci di antara engkau semua serta yang terjauh kedudukannya dengan saya pada hari kiamat ialah orang-orang yang banyak berbicara, sombong bicaranya serta merasa tinggi apa yang dipercakapkannya itu - karena kecongkakannya." Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, kita semua telah mengerti apa arti orang yang banyak bicara serta orang yang sombong bicaranya. Tetapi apakah yang dimaksud mutafaihiq itu." Beliau صلی الله عليه وسلمmenjawab: "Mereka itu ialah orang-orang yang sombong - merasa tinggi isi pembicaraannya."

Diriwayatkan oleh ImamTermidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

Atstsartsar ialah orang yang banyak bicaranya secara dipaksa-paksakan sendiri. Almutasyaddiq ialah orang yang berlagak sombong kepada orang banyak dengan kata- katanya dan kalau berbicara itu serasa penuh isi mulutnya karena hendak memfasih-fasihkan serta mengagung-agungkan pembicaraannya sendiri itu. Adapun Almutafaihiq asalnya dari kata fahq, yaitu membuat penuh isi mulut dengan percakapannya serta meluas-luaskan apa yang dibicarakannya, bahkan merasa asing - bangga - dengan kata-katanya karena ketakabburan serta perasaan tingginya dan menampakkan bahwa dirinya adalah lebih utama dari orang lain.

Imam Termidzi meriwayatkan dari Abdullah bin al-Mubarak rahimahullah dalam menafsiri arti "bagusnya budipekerti", ia mengatakan: "Bagusnya budipekerti ialah manisnya wajah, memberikan kebaikan dan menahan kejahatan."