Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 64: Keutamaan Orang Kaya Yang Bersyukur Yakni Orang Yang Mengambil Harta Dari Arah Yang Diridhai Dan Membelanjakannya Dalam Arah-arah Yang Diperintahkan

Posted by Unknown on Jumat, 19 April 2013


Nomor: 568

Dari Abdullah bin Mas'ud رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Tiada kehasudan yang dibolehkan melainkan dalam dua macam perkara, yaitu: seseorang yang dikarunia oleh Allah akan harta, kemudian ia mempergunakan guna menafkahkannya itu untuk apa-apa yang hak - kebenaran - dan seseorang yang dikarunia oleh Allah akan ilmu pengetahuan, kemudian ia memberikan keputusan dengan ilmunya itu - antara dua orang atau dua golongan yang berselisih - serta mengajarkannya pula." (Muttafaq 'alaih)

Keterangan Hadis di atas baru saja diuraikan di muka - lihat Hadis no. 542.

Nomor: 569

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi صلی الله عليه وسلم, sabdanya:

"Tiada kehasudan yang dibolehkan, melainkan dua macam perkara, yaitu: seseorang yang dikaruniai oleh Allah kepandaian dalam al-Quran - membaca, mengertikan dan Iain- lain, kemudian ia suka bersembahyang dengan membaca al-Quran itu pada waktu malam dan siang, juga seseorang yang dikarunia oleh Allah akan harta lalu ia menafkahkannya pada waktu malam dan siang." (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 570

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwasanya kaum fakir dari golongan sahabat-sahabat Muhajirin sama mendatangi Rasulullah صلی الله عليه وسلم lalu mereka berkata: "Orang-orang yang berharta banyak itu sama pergi - yakni meninggal dunia - dengan membawa derajat yang tinggi-tinggi serta kenikmatan yang kekal." Rasulullah صلی الله عليه وسلم bertanya: "Mengapa demikian?" Orang-orang itu menjawab: "Karena mereka dapat bersembahyang sebagaimana kita juga bersembahyang, mereka berpuasa sebagaimana kita berpuasa, mereka bersedekah, sedangkan kita tidak dapat bersedekah dan sedangkan mereka dapat memerdekakan - hambasahaya - dan kita tidak dapat memerdekakan itu."

Rasulullah صلی الله عليه وسلم lalu bersabda: "Sukakah engkau semua saya beritahukan akan sesuatu amalan yang dengannya itu engkau semua dapat mencapai pahala orang yang mendahuluimu dan pula dapat mendahului orang yang sesudahmu. Juga tiada seorangpun yang menjadi lebih utama daripadamu semua, melainkan orang yang mengerjakan sebagaimana amalan yang engkau semua lakukan ini?"

Para sahabat menjawab: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau kemudian bersabda lagi: "Bacalah tasbih - Subhanallah, takbir - Allah Akbar - dan tahmid - Alhamdulillah - setiap selesai bersembahyang sebanyak tigapuluh tiga kali masing-masing."

Selanjutnya kaum fakir dari golongan sahabat Muhajirin itu kembali mendatangi Rasulullah صلی الله عليه وسلم lalu mereka berkata: "Saudara-saudara kita golongan yang hartawan- hartawan itu telah mendengar mengenai apa yang kita kerjakan ini, oleh sebab itu merekapun mengerjakan sebagai yang kita lakukan itu."

Rasulullah صلی الله عليه وسلم lalu bersabda: "Yang sedemikian itu adalah keutamaan Allah yang dlkaruniakan oleh Nya kepada siapa saja yang dikehendaki." (Muttafaq 'alaih)

Ini adalah lafaz riwayat Imam Muslim.