Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 53: Mengumpulkan Antara Takut Dan Mengharapkan

Posted by Unknown on Jumat, 19 April 2013


Nomor: 441
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Andaikata seseorang mu'min itu mengetahui bagaimana keadaan siksa yang ada di sisi Allah, tentu tidak seorangpun akan loba dengan syurgaNya. Tetapi andaikata seseorang kafir itu mengetahui bagaimana besarnya kerahmatan yang ada di sisi Allah, tentu tidak seorangpun yang akan berputus asa untuk dapat memasuki syurgaNya." (Riwayat Muslim)

Nomor: 442
Dari Abu Said al-Khudri رضي الله عنه bahwasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Apabila janazah itu telah diletakkan - dalam usungan - dan orang-orang lelaki membawanya di atas leher-lehernya - diangkat ke kubur, maka jikalau janazah itu shalih, ia berkata: "Dahulukanlah aku, dahulukanlah aku," - yakni segerakan ditanam karena sudah amat rindu pada kerahmatan serta kenikmatan dalam kubur. Tetapi jikalau janazah itu bukan shalih, maka iapun berkata: "Aduhai celakanya tubuhku, ke mana engkau semua membawa tubuhku ini." Suara janazah itu dapat didengar oleh segala benda, melainkan manusia, sebab andaikata ia mendengarnya, tentulah ia akan mati sekali." [47] (Riwayat Bukhari)


[47]Sebabnya mati sekali ialah karena sangat kerasnya suara atau karena dahsyatnya apa yang dilihat oleh mayat tadi perihal bencana dan malapetaka yang diteriakkan olehnya.

Nomor: 443
Dari Ibnu Mas'ud رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda kepadaku:
"Syurga itu lebih dekat dari seseorang di antara engkau semua daripada tali terumpahnya dan nerakapun demikian pula." (Riwayat Bukhari)

Penjelasan:
Menilik Hadis ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hanya ketaatan kepada Allah Ta'ala itu sajalah yang dapat menyampaikan seseorang ke syurga, sedang kemaksiatan adalah mendekatkannya menuju ke neraka. Masing-masing dari keduanya,baikpun ketaatan ataupun kemaksiatan itu dapat berlaku atau terlaksana dalam segala sesuatu sekalipun tampaknya amat kecil dan tidak berarti, namun semua amalan itu pasti ada nilainya di sisi Allah, yakni penilaian berupa pahala untuk ketaatan dan siksa untuk kemaksiatan.

Nomor: 444
Dari Ibnu Mas'ud رضي الله عنه, katanya: "Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda kepadaku: "Bacakanlah al-Quran untukku." Saya berkata: "Ya Rasulullah, apakah saya akan membacakan al-Quran itu, sedangkan ia diturunkan atas Tuan?" Beliau صلی الله عليه وسلم bersabda: "Saya senang kalau mendengarnya dari orang lain."
Saya lalu membacakan untuknya surat an-Nisa', sehingga sampailah saya pada ayat- yang artinya: "Bagaimanakah ketika Kami datangkan kepada setiap ummat seorang saksi dan engkau Kami jadikan saksi atas ummat ini?" - Surat an-Nisa' 41.
Setelah itu Rasulullah صلی الله عليه وسلم lalu bersabda: "Sudah cukuplah bacaanmu sekarang." Saya menoleh kepada beliau صلی الله عليه وسلم, tiba-tiba kedua mata beliau itu meleleh airmatanya." (Muttafaq 'alaih)