Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 42: Keutamaan Berbakti Kepada Kawan-kawan Ayah, Ibu, Kerabat, Isteri Dan Lain-lain Orang Yang Sunnah Dimuliakan

Posted by Unknown on Jumat, 19 April 2013


Nomor: 341

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Sesungguhnya suatu kebaktian yang terbesar kebaktiannya ialah jikalau seseorang itu menghubungi - yakni mempererat hubungan - kepada kekasih ayahnya."

Dari Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya ada seorang lelaki dari golongan A'rab -golongan Arab yang berdiam di pedalaman - bertemu dengannya di suatu jalanan Makkah, lalu Abdullah bin Umar mengucapkan salam padanya dan dibawanya menaiki keledai yang dinaikinya sendiri,juga orang itu diberi sorban yang melilit di kepalanya.

Ibnu Dinar berkata: "Kita berkata kepadanya: "Semoga Allah memberikan kebaikan padamu, sesungguhnya itu adalah orang A'rab dan orang-orang A'rab itu rela dengan apa- apa yang remeh." Lalu Abdullah bin Umar menjawab: "Sesungguhnya ayahnya orang ini adalah kecintaan Umar bin Al khaththab - ayahnya sendiri - رضي الله عنه, sedangkan saya pernah mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: "Sesungguhnya kebaktian yang terbesar kebaktiannya ialah jikalau seseorang itu menghubungi - mempereratkan hubungan - kepada kekasih ayahnya."

Dalam riwayat lain dari Ibnu Dinar dari !bnu Umar radhiallahu anhum, bahawasanya ia keluar ke Makkah. Ia mempunyai seekor keldai dan mengasuhkan diri sambil naik di atasnya, jikalau ia sudah bosan naik unta. Ia juga mempunyai sorban yang diikatkan pada kepalanya. Pada suatu hari ketika ia menaiki keldainya, tiba-tiba berlalulah di mukanya itu seorang A'rab, kemudian ia bertanya: 'Bukankah anda itu si Fulan anak si Fulan itu?" Ia menjawab: 'Benar." Orang itu lalu diberi olehnya keldai dan berkata: "Naikilah ini." Juga diberi selembar sorban dan berkata: "Ikatlah kepalamu dengan sorban ini." Sebagian sahabat Abdullah bin Umar lalu berkata: "Semoga Allah mengampuni untukmu. Engkau telah memberikan kepada orang A'rab ini seekor keldai yang engkau gunakan untuk mengistirahatkan diri, juga engkau beri selembar sorban yang engkau ikatkan di kepalamu," Abdullah lalu menjawab: "Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: "Sesungguhnya tergolong sebesar-besar kebaktian ialah jikalau seseorang itu menghubungi - mempereratkan hubungan - kepada kekasih ayahnya, setelah ayahnya itu meninggal dunia."

Sesungguhnya ayahnya orang A'rab itu adalah sahabat dari Umar رضي الله عنه - yakni ayahnya Abdullah.

Yang meriwayatkan semua Hadis-hadis di atas itu adalah Imam Muslim.

Nomor: 342

Dari Abu Usaid - dengan dhammahnya hamzah dan fathahnya sin - iaitu Malik bin Rabi'ah as-Sa'idi رضي الله عنه, katanya: "Pada suatu ketika kita semua duduk-duduk di sisi Rasulullah صلی الله عليه وسلم, tiba-tiba datanglah kepadanya seorang lelaki dari Bani Salamah. Orang itu bertanya: "Ya Rasulullah, apakah masih ada sesuatu amalan yang dapat saya amalkan sebagai kebaktian saya kepada dua orang tuaku setelah keduanya meninggal dunia?" Beliau صلی الله عليه وسلم menjawab: "Ya, masih ada. Iaitu mendoakan keselamatan untuk keduanya, memohonkan pengampunan kepadanya, melaksanakan janji kedua orang itu setelah wafatnya, mempereratkan hubungan kekeluargaan yang tidak dapat dihubungi kecuali dengan adanya kedua orang tua itu serta memuliakan sahabatnya." (Riwayat Abu Dawud)

Nomor: 343

Dari Aisyah رضي الله عنها, katanya: "Saya tidak pernah cemburu kepada seseorang pun dari semua isteri-isteri Nabi صلی الله عليه وسلم sebagaimana cemburu saya kepada Khadijah, padahal saya tidak pernah melihatnya sama sekali, tetapi Nabi صلی الله عليه وسلم memperbanyak menyebutkannya - yakni sering-sering disebut-sebutkan kebaikannya. Kadang-kadang Nabi صلی الله عليه وسلم menyembelih kambing kemudian memotong-motongnya seanggota demi seanggota, kemudian dikirimkanlah kepada kawan-kawan Khadijah itu. Kadang-kadang saya juga berkata kepada Nabi صلی الله عليه وسلم itu: "Seolah-olah tidak ada wanita lain di dunia ini melainkan Khadijah." Beliau صلی الله عليه وسلم lalu menjawab: "Sesungguhnya keadaannya adalah sebagaimana yang ada itu dan memang dari dialah saya mendapatkan anak." (Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat lain disebutkan:

"Beliau صلی الله عليه وسلم jika menyembelih kambing, lalu tentu menghadiahkan kepada kekasih- kekasih Khadijah dengan sebagian dari kambing itu, seberapa yang cukup untuk diberikan."

Dalam riwayat lain lagi disebutkan:

"Rasulullah صلی الله عليه وسلم jikalau menyembelih kambing, lalu bersabda: "Kirimkanlah yang ini kepada kawan-kawan Khadijah."

Lagi dalam sebuah riwayat disebutkan:

"Halah binti Khuwailid iaitu saudarinya Khadijah meminta izin untuk menemui Rasulullah صلی الله عليه وسلم, kemudian beliau mengingat Khadijah ketika saudarinya itu meminta izin menemuinya - sebab suaranya serupa benar dengan suara Khadijah dan ini mengingatkan benar-benar pada beliau صلی الله عليه وسلم pada zaman yang lampau semasih bergaul sebagai suami isteri. Kemudian beliau صلی الله عليه وسلم memperhatikan - bergembira - sekali untuk menemuinya itu dan bersabda: "Ya Allah, ini adalah Halah binti Khuwailid."

Ucapannya: Fartaha dengan menggunakan ha' dan dalam Aljam'u bainas shahihain oleh Humaidi disebutkan: Farta'a dengan menggunakan 'ain, ertinya ialah memperhatikan padanya. Kalau fartaha artinya menjadi gembira.

Nomor: 344

Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, katanya: "Saya keluar bersama Jarir bin Abdullah Albajili رضي الله عنه dalam suatu bepergian. Jarir - yang usianya lebih tua dari Anas رضي الله عنه - selalu melayani saya, lalu saya berkata padanya: "Jangan berbuat demikian itu - yakni melayani saya." Kemudian ia berkata: "Sesungguhnya saya telah melihat kaum Anshar melakukan sesuatu untuk Rasulullah صلی الله عليه وسلم, maka saya bersumpah tidak akan mengawani seorang pun dari kaum Anshar itu, melainkan saya akan melayaninya." [33](Muttafaq 'alaih)




[33] Maksudnya untuk memuliakan Nabi صلی الله عليه وسلم