Riyadhus Shalihin -Imam An-Nawawi- Bab 41: Keharamannya Berani -- Kepada Orangtua -- Dan Memutuskan Ikatan Kekeluargaan

Posted by Unknown on Jumat, 19 April 2013


Nomor: 336

Dari Abu Bakrah iaitu Nufai' bin al-Harits رضي الله عنه, katanya: "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Tidakkah engkau semua suka saya memberitahukan perihal sebesar-besarnya dosa besar?" Beliau menyabdakan ini sampai tiga kali. Kita-para sahabat- menjawab: "Baiklah,ya Rasulullah." Beliau صلی الله عليه وسلم bersabda: "Menyekutukan kepada Allah dan berani kepada kedua orangtua." Semula beliau صلی الله عليه وسلم bersandar lalu duduk kemudian bersabda lagi: "Ingatlah, juga mengucapkan kejustaan serta menyaksikan secara palsu." Beliau صلی الله عليه وسلم senantiasa mengulang-ulanginya kata-kata yang akhir ini, sehingga kita mengucapkan: "Alangkah baiknya, jikalau beliau diam berhenti mengucapkannya." (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 337

Dari Abdullah bin Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma dari Nabi صلی الله عليه وسلم, bersabda:

"Dosa-dosa besar itu ialah menyekutukan kepada Allah, berani kepada kedua orangtua, membunuh seseorang - tidak sesuai dengan haknya - serta bersumpah secara palsu." (Riwayat Bukhari)

Alyaminul ghamus ialah sesuatu yang disumpahkan oleh seseorang dengan dusta dan disengaja, dinamakan ghamus, sebab sumpah sedemikian itu menerjunkan orang yang bersumpah itu ke dalam dosa.

Nomor: 338

Dari Abdullah bin Amr bin al-'Ash رضي الله عنه pula bahwasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Termasuk dalam golongan dosa-dosa besar ialah jikalau seseorang itu memaki-maki kedua orang tuanya sendiri." Para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah,adakah seseorang itu memaki-maki kedua orang tuanya sendiri." Beliau صلی الله عليه وسلم menjawab: "Ya, iaitu apabila seseorang itu memaki-maki ayah seseorang, lalu orang yang dimaki-maki ayahnya itu lalu memaki-maki ayahnya sendiri. Atau seseorang itu memaki-maki ibu orang lain, lalu orang yang dimaki-maki ibunya ini, memaki-maki ibunya sendiri." (Muttafaq ''alaih)

Dalam riwayat lain disebutkan:

"Sesungguhnya termasuk sebesar-besarnya dosa besar ialah apabila seseorang itu melaknat kepada kedua orang tuanya sendiri." Beliau صلی الله عليه وسلم ditanya: "Ya Rasulullah, bagaimanakah seseorang itu melaknat kedua orang tuanya sendiri?" Beliau صلی الله عليه وسلم bersabda: "Iaitu orang tadi memaki-maki ayah orang lain, lalu orang ini memaki-maki ayahnya sendiri atau orang itu memaki-maki ibu orang lain, lalu orang ini memaki-maki ibunya sendiri."

Nomor: 339

Dari Abu Muhammad, iaitu Jubair bin Muth'im رضي الله عنه bahawasanya Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:

"Tidak akan masuk syurga seseorang yang memutuskan." Sufyan berkata dalam riwayatnya bahawa yang dimaksudkan ialah memutuskan ikatan kekeluargaan. (Muttafaq 'alaih)

Nomor: 340

Dari Abu Isa, iaitu al-Mughirah bin Syu'bah رضي الله عنه dari Nabi صلی الله عليه وسلم, sabdanya:

"Sesungguhnya Allah mengharamkan kepadamu semua akan berani kepada para ibu,juga mencegah - tidak melaksanakan apa-apa yang wajib atas dirinya, meminta yang bukan miliknya serta menanam anak-anak perempuan hidup-hidup. Allah membenci kepada kata-kata qil wa qal - yakni: katanya dari si Anu, ujarnya dari si Anu, tetapi tidak ada kepastiannya, juga memperbanyak pertanyaan serta menyia-nyiakan harta dibelanjakan kepada sesuatu yang bukan semestinya." (Muttafaq 'alaih)

Sabda Nabi صلی الله عليه وسلم man'an ialah mencegah atau tidak menunaikan apa-apa yang diwajibkan atau yang sudah menjadi kewajipan dirinya. Hati ertinya meminta yang bukan milik atau haknya, Wa'dul banal, iaitu menanam anak-anak perempuan dengan hidup-hidup. Qil wa qal maknanya ialah segala sesuatu yang didengarnya - sekalipun belum pasti kebenarannya. Orang yang suka qil wa qal itu suka mengatakan: "Dikatakan oleh si Fulan itu begini, atau si Fulan itu berkata demikian, semua kata-kata itu tidak dapat diketahui kebenarannya atau bahkan tidak disangka bahwa kata-kata itu benar. Cukuplah seseorang itu disebut berdusta, jikalau ia mempercakapkan segala apa yang didengarnya. Idha'atul mal, iaitu ditabzirkan,diobralkan atau dibelanjakan untuk jurusan-jurusan yang tidak diizinkan oleh syariat, iaitu baik yang berhubungan dengan tujuan-tujuan keakhiratan atau keduniaan, atau tidak suka menyimpannya, padahal mungkin sekali untuk disimpan - yakin ia kuasa menyimpan. Katsratus sual, yakni banyak bertanya atau meminta sesuatu yang ia sendiri tidak memerlukan itu.

Dalam bab ini masih banyak lagi Hadis-hadis yang sudah disebutkan dalam bab .sebelumnya seperti Hadis - yang ertinya: "Dan Aku memutuskan orang yang memutuskan engkau - kekeluargaan, juga Hadis - yang ertinya: "Barangsiapa yang memutus- kan aku - kekeluargaan, maka Allah memutuskan ia - lihat Hadis-hadis no. 315 dan 323.