HADIST QUDSI NO 35. Hadits Gua (#3)

Posted by Unknown on Jumat, 26 April 2013




TERDAPAT DALAM Kitab Nomor 3481

SANAD: Abdur Rahman bin Shakhr - Humaid bin 'Abdur Rahman bin 'Auf - Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidillah bin 'Abdullah bin Syihab - Ma'mar bin Raosyid - Hisyam bin Yusuf - Abdullah bin Muhammad bin 'Abdullah bin Ja'far bin Al Yaman

حَدَّثَنِيعَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ،حَدَّثَنَا هِشَامٌ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْحُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ،عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَاللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،قَالَ: ” كَانَ رَجُلٌ يُسْرِفُعَلَى نَفْسِهِ فَلَمَّا حَضَرَهُ المَوْتُ قَالَ لِبَنِيهِ: إِذَاأَنَا مُتُّ فَأَحْرِقُونِي، ثُمَّاطْحَنُونِي، ثُمَّ ذَرُّونِي فِيالرِّيحِ، فَوَاللَّهِ لَئِنْ قَدَرَ عَلَيَّرَبِّي لَيُعَذِّبَنِّي عَذَابًا مَا عَذَّبَهُ أَحَدًا،فَلَمَّا مَاتَ فُعِلَ بِهِذَلِكَ، فَأَمَرَ اللَّهُ الأَرْضَ فَقَالَ: اجْمَعِي مَا فِيكِ مِنْهُ،فَفَعَلَتْ، فَإِذَا هُوَ قَائِمٌ،فَقَالَ: مَا حَمَلَكَ عَلَىمَا صَنَعْتَ؟ قَالَ: يَا رَبِّخَشْيَتُكَ، فَغَفَرَ لَهُوَقَالَ غَيْرُهُ: «مَخَافَتُكَ يَا رَبِّ»

Telah bercerita kepadaku ‘Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami Hisyam telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari Az Zuhriy dari Humaid bin “Abdur Rahman dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada seseorang yang melampaui batas atas dirinya (banyak berbuat dosa) dan ketika kematiannya sudah hampir dekat dia berpesan kepada anak-anaknya; “Jika nanti aku meninggal dunia, bakarlah jasadku lalu tumbuklah menjadi debu kemudian terbangkanlah pada angin. Demi Allah, seandainya Rabbku telah menetapkan pasti aku akan disiksa dengan siksaan yang tidak akan ditimpakan kepada seorangpun. Ketika orang itu meninggal dunia, perintahnya pun dilaksanakan. Kemudian Allah memerintahkan bumi dengan berfirman: “Kumpulkanlah apa yang ada padamu”. Maka bumi melaksanakan perintah Allah dan orang tadi berdiri menghadap, lalu Allah Ta’ala bertanya kepadanya: “Apa yang mendorongmu melakukan itu?”. Orang itu menjawab: “Wahai Rabb, karena aku takut kepada-Mu”. Allah Ta’ala pun mengampuninya”. Dan perawi yang lain berkata; “Karena takut kepada-Mu, wahai Rabb”. (menggunakan kata khauf sebagai ganti kata khasyyah).